• Beranda
  • Berita
  • Kemensos kerahkan tim psikososial bergerak jangkau pengungsi

Kemensos kerahkan tim psikososial bergerak jangkau pengungsi

13 Agustus 2018 17:20 WIB
Kemensos kerahkan tim psikososial bergerak jangkau pengungsi
Sejumlah anak bernyanyi bersama dengan relawan di tempat penampungan pengungsi korban gempa bumi di Pemenang, Lombok Utara, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8/2018). Sebanyak 2.935 jiwa korban gempa bumi mengungsi di tempat itu dan diperkirakan akan terus bertambah. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

aktivitas yang kita berikan itu untuk menormalisasi tekanan dengan cara bermain, didampingi belajar dan kegiatan lainnya

Jakarta, 13/8 (ANTARA News) - Kementerian Sosial telah menurunkan tim layanan psikososial termasuk layanan bergerak untuk menjangkau lokasi pengungsian sebagai upaya pemulihan trauma anak-anak korban gempa bumi di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

"Kita sudah aktifkan Pondok Anak Ceria di satu titik yaitu di posko induk di Desa Tanjung Kecamatan Tanjung. Di tempat lain karena situasi masih labil kita gunakan layanan bergerak," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial, Nahar di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan diturunkannya tim layanan bergerak ke titik-titik pengungsian, selain memberikan layanan psikososial kepada para korban juga untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di pengungsian.

Lebih lanjut dia mengatakan, permasalahan utama anak-anak korban bencana tersebut adalah mereka tidak bisa sekolah, karena sebagian besar bangunan sekolah di daerah itu rusak akibat gempa 7,0 Skala Richter yang mengguncang wilayah Lombok dan sekitarnya pada Minggu (5/8).

Akibat bencana tersebut, anak-anak juga ketakutan dan masih mengalami trauma.

Baca juga: Kemensos kerahkan seluruh tagana bantu korban gempa
Baca juga: KTT: Relawan akan diberikan pelatihan "trauma healing"


Melalui Pondok Anak Ceria dan layanan bergeraknya, tim berupaya memulihkan trauma anak-anak lewat belajar sambil bermain, bercerita dan berbagai kegiatan lainnya.

"Jadi aktivitas yang kita berikan itu untuk menormalisasi tekanan dengan cara bermain, didampingi belajar dan kegiatan lainnya," katanya.

Dilihat dari kerusakan yang cukup parah baik secara materi maupun psikologis, menurut dia butuh waktu yang cukup lama untuk pulih terutama bagi kejiwaan anak-anak agar tidak mengalami trauma.

"Dari tingkat kerusakannya, enam bulan ini masih terus didampingi karena sebagian wilayah rata. Kemensos masih akan terus mendampingi untuk layanan psikososial selama dibutuhkan," tambah Nahar.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban gempa Lombok hingga Minggu (12/8), tercatat 392 orang meninggal dunia, 1.353 orang luka-luka, 387.067 orang mengungsi, 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, dan kerusakan lain.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018