BMKG ajak masyarakat tidak panik isu gempa Jawa

13 Agustus 2018 17:29 WIB
BMKG ajak masyarakat tidak panik isu gempa Jawa
Sejumlah karyawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berkumpul di luar gedung pasca gempa yang mengguncang di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (23/1/2018). Data dari BMKG, gempa dengan kekuatan 6,4 Magnitudo yang mengguncang hingga Jakarta itu terjadi pada pukul 13.34 WIB dengan pusat berada di 81 kilometer barat daya Lebak, Banten dan kedalaman 10 kilometer. (ANTARA /Aprillio Akbar)

Setelah kami cek, ini adalah berita lama dan disebarkan ulang. Yang disayangkan, ada pihak yang mengemas dan membumbui pesan ilmiah tersebut

Jakarta  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengajak masyarakat agar tidak panik namun tetap waspada terkait adanya berita yang memelintir informasi yang disampaikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) perihal potensi gempa besar di Pulau Jawa.

"Setelah kami cek, ini adalah berita lama dan disebarkan ulang. Yang disayangkan, ada pihak yang mengemas dan membumbui pesan ilmiah tersebut sehingga diinterpretasikan sebagai ramalan," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Senin.

Dalam keterangan tertulisnya, Dwikorita menegaskan kembali bahwa hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi gempa bumi secara presisi mengenai kapan dan berapa kekuatannya.

Baru-baru ini beredar pesan berantai lewat platform Youtube dan pesan instan Whatsapp bahwa akan terjadi gempa dengan kekuatan skala besar khususnya di Pulau Jawa beberapa waktu ke depan.

Disebutkan bahwa kondisi ini akibat meningkatnya aktivitas seismik dengan seringnya terjadi subduksi atau pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa.

Pesan tersebut menyertakan nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan memuat link Channel Youtube milik sebuah televisi swasta nasional.

Dwikorita mengatakan, tidak ada yang salah dengan imbauan LIPI agar masyarakat tetap waspada terhadap peluang terjadinya bencana gempa bumi di Indonesia setiap saat.

Hal ini karena Indonesia terletak berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Akan tetapi, lanjut dia, penjelasan kapan dan dimana tempatnya secara lebih rinci masih tanda tanya besar.

"Indonesia adalah satu dari sedikit negara di dunia yang sepenuhnya terletak di dalam kawasan `cincin api` sehingga bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Fakta inilah yang perlu dipahami oleh masyarakat Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: Komentar BMKG soal gempa besar Jakarta
Baca juga: Saban tahun ada gempa Bumi besar di Indonesia


Yang paling penting, tambah Dwikorita, saat ini adalah bagaimana kita membangun harmoni hidup bersama dengan gempa bumi melalui mitigasi bencana untuk meningkatkan perlindungan dan pertolongan mandiri dalam menghadapi bencana.

"Gempa bisa terjadi sewaktu-waktu, kapanpun dan dimanapun. Namun kita berupaya jangan sampai ada korban, dengan cara tidak panik dan paham apa yg harus disiapkan sebelum, saat, dan setelah gempabumi," jelasnya.

Terkait informasi dan berita bohong (hoaks) yang muncul dan viral di medsos, Dwikorita mengatakan sudah sepatutnya para netizen dapat menyaring secara bijak berbagai kabar berupa teks, foto dan video yang begitu gampang diakses publik.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018