"Ada sekitar 100 tokoh baik 'peace makers and peace activists' dari hampir 40 negara di dunia ini akan hadir dan juga sekitar 150 tokoh dari dalam negeri," kata Din dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Forum itu akan diikuti sekitar 231 tokoh seperti pembuat kebijakan, pemimpin agama, intelektual, aktivis perdamaian, dan tokoh-tokoh terkemuka dari berbagai kebangsaan.
Din menuturkan perwakilan dari majelis antaragama turut menghadiri forum itu termasuk dari Yahudi. Selain tokoh agama, ada tokoh ilmu pengetahuan, cendekiawan, professor dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Jepang, Korea, China dan Rusia.
Ini pesertanya sangat komplit karena terdiri dari tokoh-tokoh perdamaian bukan hanya pemikir tapi 'peace makers and peace activists' (aktivis dan pembuat perdamaian) yang sudah terlibat dalam penciptaan perdamaian selama ini dari cendikiawan, lembaga swadaya masyarakat," tuturnya.
Forum yang diadakan pada 14-16 Agustus 2018 di Jakarta itu mengangkat tema "the Middle Path for the New World Civilization" (Jalan Tengah untuk Peradaban Dunia yang Baru).
Din mengatakan forum itu akan mendiskusikan konsep jalan tengah dari dua perspektif, yakni agama dan ideologi dari berbagai bangsa, termasuk Pancasila di Indonesia.
Selain itu, forum itu akan mengeksplorasi upaya-upaya implementasi konsep jalan tengah di bidang ekonomi, politik dan budaya.
"Kita sangat bertumpu pada ideologi dialog dalam rangka mengajukan solusi ke perdaban dunia. Ini multilevel, multifate dan multi nationalities," tuturnya.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018