Lokasi kebakaran baru itu, antara lain muncul di lahan kelapa sawit dan lahan kosong di sekitar Jalan Nelayan, Kecamatan Rumbai. Api terlihat cepat menyebar karena banyak belukar kering dan daun kelapa sawit kering, yang cepat tersambar api yang terbawa angin.
Tim gabungan dari TNI, BPBD Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, dan Manggala Agni berjibaku untuk memadamkan kebakaran lahan.
Selain itu, kebakaran lahan juga muncul di sekitar Jalan Riau Ujung yang merupakan daerah perbatasan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar. Belukar yang kering dan lahan gambut membuat kebakaran cepat menyebar karena sudah sepekan lebih tidak turun hujan.
Meski begitu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling massif terjadi di daerah pesisir Riau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi 103 titik panas yang mengindikasikan terjadinya karhutla di Provinsi Riau, pada Selasa sore. Jumlah tersebut naik dibandingkan Selasa pagi yang terdeteksi ada 90 titik.
Sebelumnya, Kepala BMKG Pekanbaru Sukisno mengatakan sebagian besar titik panas yang terpantau melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua diperbarui pukul 16.00 WIB tersebut terkosentrasi di Kabupaten Rokan Hilir. "Dari 103 titik panas, 97 di antaranya menyebar di Rokan Hilir," ujarnya.
Titik panas lainnya menyebar di Kota Dumai dua titik, dan satu titik masing-masing di Bengkalis, Pelalawan, Kampar dan Kabupaten Siak.
Rokan Hilir juga paling banyak ada titik api, yakni 85 titik, kemudian satu titik di Bengkalis dan Dumai.
Di Rokan Hilir, sebutnya, titik-titik api tersebut menyebar di Kecamatan Bagan Sinembah, Bangko dan Tanah Putih.
Baca juga: Empat helikopter dikerahkan atasi kebakaran hutan Riau
Baca juga: Titik panas indikasi kebakaran hutan tersebar di Pulau Sumatera
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018