Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencoba lintasan di venue sepeda yang diresmikan dengan nama Jakarta International Velodrome di Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu.Jadi nyaman sekali, nanti kalau ini selesai Asian Games saya mau coba main sepeda di sini. Sesudah Asian Games saja kalau sebelumnya jangan
Dia mencobanya bersama dengan beberapa atlet sepeda yang akan bertanding di Asian Games.
"Biasanya naik sepeda di Jakarta anget, ini dingin. Rasanya seperti zaman kuliah dulu di kampus musim dingin naik sepeda terasa dingin, karena kecepatannya tinggi," kata Anies.
Baca juga: Velodrome Rawamangun dinilai layak gelar kejuaraan dunia
Dijelaskannya, mencoba venue sepeda ini terasa sekali begitu kecepatan tinggi tempat yang miring itu terasa nyaman untuk sepeda. Meskipun seharusnya tidak boleh naik itu ke atas bagian kayu, terasa saja dengan kecepatan tinggi langsung orang bergerak ke arah naik secara otomatis.
"Jadi nyaman sekali, nanti kalau ini selesai Asian Games saya mau coba main sepeda di sini. Sesudah Asian Games saja kalau sebelumnya jangan," kata Gubernur.
Gubernur DKI Jakarta juga menceritakan saat ngobrol dengan atlet yang biasanya mereka berlatih di jalan, di fasilitas terbuka. Begitu ada fasilitas ini mereka merasakan sekali ada perbedaan dari sisi penampilannnya.
"Jadi mereka merasa bersyukur bisa latihan disini dan mereka merasakan betul inilah fasilitas yang nggak pernah mereka miliki," kata Anies.
Sedangkan atlet dari Jogja kalau latihan itu naik ke atas Gunung Kidul di jalan raya, sekarang bisa latihan Jakarta International Velodrome, katanya.
"Saya tadi sampaikan kita berharap dari tempat kelas dunia ini bisa muncul atlet - atlet kelas dunia. Dan saya berharap ke Dirut Jakpro memanfaatkan betul tempat ini karena maintenancenya(pemeliharaannya) tidak mudah dan tidak murah karena itu harus banyak kegiatan, agar biaya perawatannya bisa ditutup dengan cukup," kata Anies.
Baca juga: Velodrome Rawamangun dipastikan siap digunakan
Baca juga: Pebalap timnas uji velodrome Asian Games 2018
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: M. Arifin Siga
Copyright © ANTARA 2018