Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit neraca perdagangan yang terjadi pada Juli 2018 sebesar 2,03 miliar dolar AS merupakan pencapaian yang agak anomali."Jadi ada kegiatan impor, yang banyak dilakukan sebelum Lebaran dan libur panjang dan kemudian dikompensasi pada bulan Juli"
Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, Rabu, mengatakan anomali tersebut karena impor barang bahan baku maupun bahan modal lebih banyak dilakukan sebelum terjadinya Lebaran maupun libur panjang.
"Jadi ada kegiatan impor, yang banyak dilakukan sebelum Lebaran dan libur panjang dan kemudian dikompensasi pada bulan Juli," katanya.
Menurut dia, pencatatan di luar kebiasaan ini perlu mendapatkan kajian lebih lanjut sebelum pemerintah melakukan evaluasi terhadap data ekspor maupun impor secara keseluruhan.
"Mungkin itu salah satu deviasi statistik yang perlu dibersihkan dulu untuk melihat trennya secara total," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2018 mengalami defisit hingga 2,03 miliar dolar AS.
Defisit neraca perdagangan tersebut berasal dari impor yang telah mencapai 18,27 miliar dolar AS serta ekspor yang baru mencapai 16,24 miliar dolar AS.
Defisit yang terjadi pada periode Juli 2018 merupakan yang terbesar dalam lima tahun terakhir, atau sejak Juli 2013.
Dengan pencapaian ini, secara keseluruhan defisit neraca perdagangan pada Januari-Juli 2018 telah tercatat sebeesar 3,09 miliar dolar AS.
Baca juga: Defisit perdagangan terbesar Juli dipicu impor migas dan mesin
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan Juli defisit 2,03 miliar dolar
Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018