"Sekamar ada 2 orang. Teman dari Sumatera Utara namanya Suci dan dia suka nyanyi, suka lagu Batak," kata Yuni kepada Antara usai Pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara, Jakarta pada Rabu.
Yuni yang merupakan siswi kelas 11 di Madrasah Aliyah Negeri Fakfak, Papua Barat bercerita mengenai pengalamannya sekamar dengan teman dari provinsi lain.
Putri ke-empat dari 8 bersaudara itu juga senang bertukar cerita dengan Suci mengenai kisah hidup masing-masing.
"Kadang Suci juga suka nyanyi lagu Jawa. Dangdut, iya, Via Valen," ujar Yuni terkekeh.
Siswi yang hobi bermain voli itu mengatakan selama masa pelatihan Paskibraka Nasional 2018 di Cibubur, Jakarta itu, seluruh peserta tidak diperkenankan membawa uang dan telepon genggam.
Walau dirinya mendapatkan bantuan uang saku dari sekolah, namun Yuni mengatakan dana tersebut disimpannya.
"Selama 2 minggu 'HP' disita. Tanggal 18 Agustus baru bisa dikembalikan HP-nya," jelas Yuni.
Dia menjelaskan selama masa karantina, pelatihan yang didapat adalah pelatihan jasmani, pelatihan baris berbaris hingga kedisiplinan.
Komunikasi dengan dunia luar menggunakan "HP" juga dibatasi. Namun pembina memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menghubungi putra putrinya pada waktu yang ditentukan.
Bahkan, untuk sikap saat makan juga diajarkan oleh para pelatih.
"Harus diam, dan makannya jangan mulut yang mengejar sendok, tetapi harus sendok yang menghampiri mulut. Duduknya juga ga boleh tunduk, harus tegap," jelas Yuni.
Namun demikian, Yuni mengatakan dirinya tidak sedih maupun kecewa karena pelatihan kedisipilinan tersebut, melainkan timbul rasa bangga.
Yuni berdoa agar siapa pun nanti yang akan terpilih menjadi pembawa baki bendera pusaka merah putih saat Upacara Peringatan HUT RI di Istana Merdeka, Jakarta dapat melakukan semua proses dengan lancar.
Dia juga ingat pesan saudara kandungnya untuk tetap menjaga kesehatan dan semangat dalam dirinya.
"Kalau kakak berpesan yang penting jaga kesehatan, itu terutama. Kesehatan, terus jangan patah semangat. Harus tetap bersemangat karena tugas negara," tegas Yuni yang bercita-cita menjadi anggota Komando Wanita Angkatan Darat (Kowad) itu.
Dirinya juga berharap jika dapat bertatap muka langsung dengan Presiden Joko Widodo, dia dapat menyampaikan harapan bagi Indonesia saat berumur 73 tahun.
"Mudah-mudahan Indonesia kedepannya lebih baik lagi, lebih maju lagi. Saya senang itu dibantu ke desa-desa yang kurang mampu, dibantu oleh pemerintah Bapak Jokowi. Sangat membantu," ujar Yuni.
Kontingen lain dari Papua Barat, Nikanor Yafet Malakabu, juga menyampaikan kebanggaannya dapat terpilih sebagai anggota Paskibraka Nasional 2018.
Dia menyampaikan rasa senang dapat berkenalan dengan siswa-siswi dari lintas provinsi se-Indonesia.
"Tidak terfikirkan. Ini mungkin berkat atau takdir bisa masuk Paskibraka Nasional," kata Nikanor.
Sementara itu, Pembina Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional 2018 Suyitno mengatakan pemilihan pembawa baki bendera pusaka saat upacara penaikan bendera di Istana Merdeka akan dipilih pada hari H pelaksanaan acara.
Kriteria siswa atau siswi yang dipilih adalah peserta yang terbaik diantara yang baik.
"Karena semua diberikan pelatihan yang sama dan diberikan peluang yang sama," ujar Suyitno.
Seluruh Paskibraka Nasional berjumlah 68 orang, dimana 34 provinsi mengirimkan 2 kontingen putra dan putri.
Presiden Joko Widodo telah mengukuhkan Paskibraka di Istana Negara, Jakarta pada Rabu siang.
"Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat dan kemudahan dalam tugas negara," kata Jokowi saat acara pengukuhan Paskibraka Nasional 2018. *
Oleh Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018