Dalam jurnal Immunity, peneliti menemukan bahwa sayuran-sayuran itu mengandung bahan kimia anti-kanker ketika dicerna tubuh.
Zat kimia yang dikenal sebagai Indole-3-carbinol diproduksi ketika Anda mengunyah sayuran ini. Asam di dalam lambung menyebabkan perubahan bahan kimia yang kemudian membantu dalam mengendalikan sel-sel induk yang menghasilkan lapisan usus.
"Pastikan sayuran ini tidak dimasak terlalu matang," kata Dr Gitta Stockinger.
Sama seperti kulit, permukaan usus juga secara konstan beregenerasi. Prosesnya memakan waktu empat hingga lima hari. Namun, proses ini perlu dipantau dan dikendalikan karena dapat menyebabkan peradangan usus atau kanker.
Berdasaran studi, tikus-tikus yang menjadi bahan percobaan terlindungi dari kanker ketika mereka diberi diet tinggi di indole-3-carbinol.
Tanpa diberi indole-3-carbinol ini, sel-sel usus terbagi tak terkendali sehingga meningkatkan risiko kanker. Demikian seperti dilansir Indian Express.
Baca juga: Daging merah picu kanker usus besar pada wanita
Baca juga: Dokter: BAB berdarah ciri kanker usus besar
Baca juga: Gaya hidup sehat kurangi risiko kanker kolorektal
Baca juga: Kondisi tak biasa tubuh bisa jadi tanda kanker
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018