Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Indonesia Watch Democracy (IWD) Abi Rekso menilai pidato Presiden soal pembangunan infrastruktur sebagai pembangunan peradaban adalah sebuah fakta.Oposisi harus merawat paradigma buruk yang ditujukan terhadap pemerintah. Karena dengan merawat akal bulus itulah gerombolan mereka berjalan mulus."
"Sebagaimana harapan kita sebagai warga negara, bahwa pembangunan infrastruktur jangan dipahami sebagai bangunan benda mati. Tapi itu adalah fasilitas untuk menghidupi peradaban," kata Abi Rekso dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dia menegaskan bagaimana mungkin desa bisa terang tanpa pemenuhan listrik. Bagaimana mungkin pula ada sekolah dan rumah sakit layak di desa tanpa jalan-jalan aspal yang baik.
"Bermimpi soal membangun peradaban, tanpa pernah memulai membangun fasilitas penunjang adalah mimpi di siang bolong," ujar dia.
Dia mengatakan apabila ada pihak oposisi yang menyalahartikan atau mengkritik kerja nyata pemerintah itu adalah hal lumrah. Karena hal itu penting bagi oposisi.
"Oposisi harus merawat paradigma buruk yang ditujukan terhadap pemerintah. Karena dengan merawat akal bulus itulah gerombolan mereka berjalan mulus," jelasnya.
Lebih jauh dia mengatakan, Presiden menyatakan bahwa afirmasi kesejahteraan didorong dari dua hal yaitu reforma agraria dan subsidi UMKM. Hal tersebut adalah tahap mendorong rakyat untuk dapat menciptakan nilai lebih dari komoditas yang diciptakan.
"Pemerintah hadir bukan hanya memastikan kebutuhan primer rakyat dipenuhi. Tapi juga dalam kerangka pembobotan ekonomi rakyat. Rakyat harus menikmati pertambahan nilai lebih dari sebuah komoditas. Negara harus dikelola secara manajemen modern, akuntabilitas, professional dan integritas," jelasnya.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018