Banda Aceh (ANTARA News) - Seorang ahli dari Jepang, Kiyoshi Igarashi, khusus didatangkan untuk melatih nelayan di Aceh menangani ikan tuna setelah ditangkap, agar bisa dijual dengan harga tinggi."Para nelayan dilatih bagaimana menangani ikan tuna setelah ditangkap, terutama menangani darah ikan"
Sekretaris Perkumpulan Peduli Nelayan Tuna Aceh T Ayatullah Bani Baet, di Banda Aceh, mengatakan
instruktur pelatihan didatangkan langsung dari Jepang, yakni . Yang bersangkutan menjelaskan bagaimana menangani ikan tuna setelah ditangkap.
"Para nelayan dilatih bagaimana menangani ikan tuna setelah ditangkap, terutama menangani darah ikan. Jika darahnya mengering, tentu akan mempengaruhi kualitas daging tuna, sehingga berimbas kepada harga jual," kata dia.
Selama ini para nelayan, kata dia, menghadapi masalah pengelolaan setelah pemancingan yang mengurangi mutu ikan tuna, sehingga harga jual menjadi murah.
"Kualitas awal ikan tuna itu ada di nelayan. Jika pengolahan ikan setelah ditangkap tidak sesuai standar, maka kualitasnya pun berkurang setelah sampai di darat. Akibatnya, harga pun menjadi murah," ujarnya.
Baca juga: Tuna dilelang Rp4,6 miliar di pasar ikan Tokyo
Oleh karena itu sebanyak 25 nelayan di Banda Aceh menjalani melatihan khusus di tempat pengolahan ikan milik PT Nagata Prima Tuna, perusahaan ekspor tuna, di kawasan Punge, Banda Aceh, Kamis.
"Para nelayan dilatih bagaimana menangani ikan tuna setelah ditangkap, terutama menangani darah ikan. Jika darahnya mengering, tentu akan mempengaruhi kualitas daging tuna, sehingga berimbas kepada harga jual," kata dia.
Ayatullah Bani berharap dengan pelatihan, maka kemampuan nelayan Aceh menangani ikan tuna meningkat sehingga nilai jual hasil tangkapan mereka naik. "Semakin tinggi harga jual tuna hasil tangkapan nelayan Aceh, maka semakin baik pula perekonomian mereka," ujarnya.
Baca juga: KKP diminta bimbing pengusaha penuhi sertifikasi ekspor
Pewarta: M Haris Setiady Agus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018