"Dilihat dari kemajuan Bank Jatim sampai saat ini, bukan tidak mungkin aset di atas Rp100 triliun bisa dicapai lebih cepat yaitu pada tahun 2022, dengan merangkul UMKM untuk menjadikan Bank Jatim sebagai salah satu sumber pembiayaan," ujarnya saat Jalan Sehat dalam rangka Dirgahayu Bank Jatim 57 Tahun di Surabaya, Sabtu.
Soekarwo mengatakan, alasan UMKM harus dirangkul oleh perbankan khususnya Bank Jatim yaitu jumlahnya tiap tahun meningkat.
"Pada tahun 2006 dilakukan sensus, jumlah UMKM sebanyak 4,2 juta, kemudian meningkat pada tahun 2012 ada sebanyak 6,8 juta. Selanjutnya, pada sensus tahun 2016 meningkat lagi yaitu menjadi 9,59 juta UMKM di Jatim," katanya.
Pria yang akrab dipanggil Pakde Karwo ini mengatakan, keberadaan UMKM yang banyak juga berperan terhadap PDRB Jatim, dimana meningkat setiap tahunnya.
"Pada tahun 2012, UMKM menyumbang hanya 54,98 persen, dan saat ini naik menjadi 57,2 persen terhadap PDRB. Oleh sebab itu, dengan melihat capaian pada tahun 2017, menjadi kesempatan untuk biayai UMKM yaitu melalui potensi kredit," katanya.
Gubernur Jatim menjelaskan, ada sekitar Rp1,161 Triliun yang menunggu landing kredit dari perbankan, dimana dari angka tersebut, landing kredit yang diberikan bank sekitar Rp52 Triliun.
Dengan peluang seperti itu, dirinya mengusulkan tiga hal yaitu Bank Jatim harus melakukan pembenahan sumber daya manusia (SDM), menggunakan informasi teknologi (IT) dan meningkatkan profesionalisme keuangan untuk meningkatkan kredit.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2018