Pontianak (ANTARA News) - Pangkalan TNI AU (Lanud) Supadio Pontianak menyiagakan dan akan mengoperasikan pesawat Cassa 212 dalam mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar) yang semakin mengkhawatirkan.Untuk membantu mengatasi masalah ini, pesawat angkut ini digunakan untuk mendukung program Teknik Modifikasi Cuaca (TMC),
"Titik api sebagai penyebab utama bencana tahunan yang belum juga ditemukan cara terbaik mengatasinya, jadi ancaman tersendiri bagi kesehatan masyarakat di Bumi Khatulistiwa. Untuk membantu mengatasi masalah ini, pesawat angkut ini digunakan untuk mendukung program Teknik Modifikasi Cuaca (TMC)," ujar Danlanud Supadio, Marsekal Pertama (Marsma) TNI Minggit Tribowo di Kubu Raya, Senin.
Ia menjelaskan TMC adalah program membuat hujan buatan yang merupakan kerja sama TNI AU, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Baca juga: BNPB anggarkan Rp30,9 miliar untuk modifikasi cuaca
Baca juga: Panglima TNI minta satgas penanggulangan kebakaran bekerja keras
"Kegiatan tersebut berlangsung di Lanud Supadio. TNI AU, sesuai dari permintaan BNPB menyiapkan pesawat angkut. Untuk sementara ini mendukung dengan pesawat Casa 212 untuk menebarkan garam di langit Kalbar," ujarnya.
Ia menambahkan, selain pesawat Cassa 212, Lanud Supadio juga terus membantu mengurangi dampak bencana kabut asap, dengan berbagai cara. Termasuk menyiapkan posko darurat di Baseops, dengan personel yang siap siaga.
"Itu sesuai dengan tugas pokok TNI AU dengan tambahan armada ini tentunya jangkauan jelajah untuk mengurangi dampak bencana kabut asap ini akan semakin luas, bahkan jangkauan bisa sampai ke provinsi lain," jelasnya.
Upaya mengatasi dampak kabut asap ini dilakukan dengan mengurangi titik api yang tersebar di wilayah Kalbar. Personel Lanud Supadio bersama dengan pihak-pihak terkait, di antaranya Kodam XII/Tanjungpura, Lantamal XII Pontianak, Polda Kalbar, BPBD dan para pihak yang lainnya.
"Kami siap siaga membantu upaya mengatasi bencana kabut asap. Ini salah satu bentuk kerjasama, misalnya memantau kondisi titik api melalui udara di atas 8.000 kaki," papar Danlanud.
Menurutnya hingga Minggu (19/8) siang, cuaca Kalbar pada ketinggian 8.000 kaki masih tertutup kabut pekat. Cuaca berkabut tebal tersebut, cukup mengganggu aktivitas penerbangan.
?"Sehingga dengan bantuan Pesawat Cassa 212 tersebut dilakukan lah TMC. Kembali, kita juga membantu dengan hujan buatan melalui water bombing maupun rekayasa hujan buatan. Sekarang kita terus pantau titik api di titik-titik mana baru lakukan rekayasa cuaca," terang dia.
Pewarta: Dedi
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018