UMM datangkan pengajar ahli dari Jepang

20 Agustus 2018 11:19 WIB
UMM datangkan pengajar ahli dari Jepang
ilustrasi - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali meraih predikat kampus terunggul dalam Anugerah Kampus Unggul (AKU) dari Kopertis Wilayah VII Jawa Timur (istimewa)

mulai tahun akademik 2018-2019, mahasiswa baru keperawatan (semester satu) akan langsung dibekali bahasa Jepang, sehingga begitu lulus langsung bisa dikirim ke Jepang,

Malang (ANTARA News) - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendatangkan pengajar ahli dari Jepang untuk membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa keperawatan sebelum mereka dikirim ke Jepang sebagai perawat lansia.

Koordinator Asisten Khusus Rektor UMM, Tulus Winarsnu di Malang, Senin, mengemukakan mulai tahun akademik 2018-2019, mahasiswa baru keperawatan (semester satu) akan langsung dibekali bahasa Jepang, sehingga begitu lulus langsung bisa dikirim ke Jepang.

Program tersebut berlangsung selama delapan bulan. Sedangkan untuk lulusan keperawatan dilaksanakan sebelum mereka diberangkatkan ke Jepang. Khusus untuk belajar bahasa Jepang bagi mahasiswa semester satu maupun lulusan pada periode ini, kami mengundang pengajar ahli dari Jepang, terangnya.

Pengajar yang didatangkan dari Jepang adalah Yamamoto dari Kobe International University. Pengalaman pria itu dalam dunia keperawatan tak bisa dipandang sebelah mata.

Baca juga: Robot dome UMM akan wakili Indonesia di AS
Baca juga: 19 mahasiswa UMM ikut "summer camp" di China


Lebih dari 10 tahun, Yamamoto berkecimpung di sebuah rumah sakit lansia ternama di Jepang.

Selain Yamamoto, pengajar asal Jepang yang dihadirkan ke UMM adalah Dr S Sugiura dari Reitaku University. 

Sebelumnya, UMM telah menjalin kerja sama dengan Mate-care co. Ltd. Kerja sama tersebut terus terjalin dengan hadirnya pengajar dari Jepang untuk memperkuat program belajar bahasa Jepang bagi mahasiswa, sekaligus praktik praktik dalam merawat pasien lanjut usia (lansia).

Sementara itu, pada pertemuan sebelumnya Yamamoto mengaku jika ia pernah terkena kanker dan dioperasi. "Saya pernah terkena penyakit kanker kemudian dioperasi dan dirawat di rumah sakit lansia. Saya kemudian bekerja di sana dan dari situlah saya tahu banyak permasalahan yang dihadapi para lansia," katanya.

Pengajar dari Jepang lainnya, Dr S Sugiura dari Reitaku University menyatakan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama dengan UMM.

"Konkritnya kerja sama itu nanti belum bisa saya jawab sekarang, tapi saya pastikan akan membawa pesan dari rektor UMM agar disampaikan kepada rektor saya di Jepang untuk didiskusikan dengan para petinggi kampus," tuturnya.

Kerja sama UMM dan Mate Care salah satunya bertujuan untuk mempersingkat waktu tunggu kerja bagi mahasiswa. Hal ini sejalan dengan semangat program UMM Pasti, yakni Pasti Lulus empat tahun, Pasti Bekerja dan Pasti Mandiri.

Melalui bekal kompetensi yang diberikan, UMM memastikan lulusannya siap terjun ke dunia kerja dan terus berkarya.

Hingga saat ini sudah puluhan lulusan keperawatan UMM yang dikirim ke Jepang sebagai perawat para lansia di negeri itu. Para perawat tersebut rata-rata digaji Rp25 juta per bulan. 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018