Rumah rusak akibat gempa Lombok segera dibantu

20 Agustus 2018 14:22 WIB
Rumah rusak akibat gempa Lombok segera dibantu
Seorang warga berada dekat puing-puing rumahnya yang roboh pascagempa di Dusun Labuan Pandan Tengak, Desa Padak Guar, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8/2018). Pascagempa bumi yang berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang Lombok pada Minggu malam pukul 22.56 Wita mengakibatkan sejumlah rumah di daerah tersebut roboh dan puluhan warga mengungsi. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Data-data 3.000 warga yang dinyatakan lolos sudah kita serahkan ke pihak BRI selaku bank yang ditunjuk pemerintah untuk penyaluran bantuan kerusakan rumah warga,

Mataram, (ANTARA News)- Ribuan unit rumah yang mengalami rusak berat, sedang dan ringan akibat gempa bumi di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), sudah terverifikasi dan segera mendapatkan bantuan dari pemerintah.

"Sampai hari ini kegiatan verifikasi kerusakan rumah warga akibat gempa bumi sudah mencapai 90 persen lebih dari data masuk sekitar 8.000 unit," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Mataram, HM Kemal Islam, di Mataram, Senin.

Pada rencananya, kegiatan verifikasi rumah rusak dilakukan dalam waktu dua hingga tiga hari, akan tetapi jumlah laporan rumah rusak terus berkembang dari angka 5.000 berdasarkan data BPBD, menjadi sekitar 8.000 unit.

Setelah dilakukan verifikasi administrasi dan faktual di lapangan, yang dinilai lolos hanya sekitar 3.000 unit, baik rusak berat maupun ringan.

"Data-data 3.000 warga yang dinyatakan lolos sudah kita serahkan ke pihak BRI selaku bank yang ditunjuk pemerintah untuk penyaluran bantuan kerusakan rumah warga," katanya.

Sementara terkait kapan bantuan itu akan dicairkan, sejauh ini dia pun tidak mengetahui. "Rencananya bantuan akan diserahkan secara simbolis oleh Presiden Jokowi, kami hanya bertugas menyerahkan nama berdasarkan data-data yang telah terverifikasi," katanya.

Menyinggung tentang apakah adanya tambahan rumah rusak akibat gempa susulan pada Minggu siang dan Minggu malam (19/8), Kemal mengakui sampai saat ini belum menerima laporan dari aparat kecamatan maupun kelurahan.

"Kecamatan dan kelurahan dalam hal ini menjadi tim pendata, sementara kami bertugas melakukan verifikasi administrasi dan faktual di lapangan," katanya.

Berdasarkan data BPBD Kota Mataram pada 16 Agustus 2018, jumlah bangunan rumah yang rusak akibat gempa bumi sebanyak 541 unit masuk kategori rusak berat, rusak sedang 1.552 unit dan rusak ringan 2.414 unit. Untuk sarana ibadah rusak berat 18 unit, rusak sedang 38 unit dan rusak ringan 27 unit.

Sedangkan fasilitas kesehatan tidak ada rusak berat, hanya rusak sedang tiga unit dan rusak ringan 18 unit. Bangunan sekolah, rusak berat empat unit, sedang tujuh unit dan ringan 12 unit.

Kemal menambahkan, untuk verifikasi kerusakan bangunan tempat ibadah dan gedung sekolah dilakukan secara khusus, karena sumber anggarannya berbeda.*

 


Baca juga: Warga Mataram kembali mengungsi pascagempa 7.0 SR

Baca juga: BNPB: 10 orang meninggal akibat gempa Lombok

Pewarta: Nirkomala
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018