Dalam peragaan busana tersebut, Ning akan membawa 12 karya terbaiknya dengan tema "Romance Glam Attier". Karya-karya yang disuguhkan seluruhnya merupakan busana muslim perempuan.
"Romance Glam Attier itu artinya busana megah yang romantis," ujar Ning saat ditemui di Jakarta, Senin.
Rancangan yang dibawa oleh Ning didominasi busana pesta. Ia juga banyak memadu dan memadankan antara busana gamis panjang dengan outer berdesain minimalis. Kesan mewah dan elegan sangat terasa pada tiap karya rancangannya.
Baca juga: Perancang busana Vivi Zubedi pamerkan koleksi abaya di New York
Untuk material, perempuan yang telah berkecimpung di dunia mode sejak tahun 1990-an ini menggunakan bahan-bahan seperti marbella, sequin, organza silk, satin dan taffeta. Material tersebut diimpor langsung dari China dan Korea.
Sementara untuk warna, Ning lebih memilih menggunakan warna-warna pastel yang senada. Merah muda menjadi salah satu warna yang cukup dominan dipakai.
"Saya mempersiapkan ini semua tidak sampai 2 bulan," ungkap perempuan yang tergabung dalam Ikatan Perancang Busana Muslim tersebut.
Ning berharap dengan keikutsertaannya di ajang ASC Fashion Week, akan banyak merek-merek besar dunia yang melirik karya dari perancang busana Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga upayanya untuk mensyiarkan busana muslimah agar lebih dikenal dunia.
Sebelum tampil di ASC Fashion Week, pada bulan Juli lalu Ning berkesempatan untuk memamerkan karyanya di ajang Festival Indonesia 2018 di Horticulture Building, Lansdowne Park, Ottawa, Kanada. Saat itu, perancang asal Jawa Barat tersebut menampilkan 10 busana etnik dengan material dari Tenun Baduy.
Video:
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018