"Perkiraan kami diikuti lebih dari 5.000 orang dan bisa mengangkat sampah lebih dari 100 ton," katanya dalam jumpa pers, di Jakarta, Selasa.
Menteri memaparkan, pada awalnya kegiatan itu rencananya hanya di 73 lokasi, tetapi karena antusiasme yang begitu besar sehingga tidak hanya di 73 titik tetapi di banyak titik baru lainnya.
Menteri mengucapkan apresiasi dan terima kasih sebesar-besarnya atas semua partisipan dan organisasi komunitas yang cinta dan merawat laut.
Dia mengungkapkan, selain dirinya yang pada 19 Agustus 2018 melakukan Gerakan Menghadap Laut di Bitung (Sulawesi Utara), ada juga Kaka Slank yang memimpin di Makassar (Sulawesi Selatan), dan di Semarang (Jawa Tengah) serta Gorontalo juga diikuti oleh masing-masing kepala daerah di sana.
Menteri menginginkan agar pada 19 Agustus setiap tahunnya dapat didedikasikan untuk membersihkan sampah di pantai dan laut.
"Saya sekali lagi apresiasi dan semoga ini menjadi budaya baru bangsa kita yang cinta kebersihan dan kenyamanan, serta bukan yang pertama dan bukan yang terakhir," katanya.
Sebelumnya, Menteri Susi mengajak berbagai kalangan masyarakat untuk mengikuti aksi nasional "Menghadap ke Laut pada 73 Titik" pada 19 Agustus 2018 untuk melakukan bersih-bersih di kawasan perairan nasional.
"Gerakan Pandu Laut Nusantara ingin mempersembahkan aksi nasional, yang sudah diidentifikasi ada sebanyak 73 titik, namun bukan berarti kawan-kawan lainnya tidak bisa melakukan di titik-titik lainnya," katanya dalam jumpa pers di KKP, Jakarta, Kamis (13/8).
Menteri Susi memaparkan bahwa gerakan tersebut dilakukan dengan menghadap laut guna menunjukkan cita-cita dan menunjukkan kepedulian terhadap kawasan perairan dengan cara memungut sampah terutama plastik dan benda lainnya yang tidak bisa didaur ulang oleh alam.
Dia menuturkan bahwa aksi tersebut adalah juga untuk memperingatkan berbagai pihak mengenai bahayanya sampah plastik di lautan. Indonesia juga telah berkomitmen untuk mengurangi sebesar 70 persen sampah plastik di lautan pada 2025.
Baca juga: Menteri Susi ajak warga menghadap ke laut pada 19 Agustus
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018