Dari pantauan Antara di Mataram, Selasa, bantuan logistik untuk daerah tersebut terhitung kurang dibandingkan di Lombok Utara yang berpusat di kota Kecamatan Tanjung.
Keluhan dari warga dimulai sejak dari daerah Sambalia, Obel-Obel, Blanting, Madayin, Sanjang sampai daerah Sembalun.
Saat ini jumlah pengungsi di daerah tersebut bertambah mengingat gempa pada Minggu malam (19/8) itu berpusat di Lombok Timur.
Meski permukiman di kawasan tersebut, dekat jalan raya atau tidak terisolir, namun bantuan kebutuhan untuk korban gempa masih dirasakan kurang.
"Sampai sekarang belum ada bantuan terpal juga," kata Aminah, warga Koko Putih.
Disebutkan, kondisi itu berbeda dengan Lombok Utara yang terhitung melimpah bantuan logistiknya.
Sementara itu, sejumlah relawan menyatakan pihaknya berupaya menyalurkan logistik ke Sanjang, Lombok Timur karena informasinya logistik di posko pengungsian menipis.
"Memang kita salurkan ke Sanjang, stok logistik semakin menipis," kata Ian, relawan dari Mataram.
Relawan dari LSM Garda Cakra Indonesia, Sonny Yudhawan mengakui pendistribusian logistik untuk daerah Lombok Timur berbeda dengan Lombok Utara.
"Saya kritik saja bahwa kurang koordinasi dalam pendistribusian logistik gempa bumi Lombok ini padahal warga sudah menderita setiap hari merasakan gempa," katanya.
Baca juga: Tenda pengungsian di Lombok Timur bertambah
Baca juga: Korban meninggal gempa Lombok capai 515 jiwa
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018