• Beranda
  • Berita
  • Khatib Masjid Agung Biak: berkurban untuk sesama

Khatib Masjid Agung Biak: berkurban untuk sesama

22 Agustus 2018 08:03 WIB
Khatib Masjid Agung Biak: berkurban untuk sesama
Salat Idul Adha Di Merauke Umat muslim melaksanakan Salat Idul Adha 1436 H di Masjid Raya Al Aqsha, Merauke, Papua, Kamis (24/9/2017). Pelaksanaan salat di Merauke tersebut berlangsung aman dan lancar. (ANTARA FOTO/Andika Wahyu)
Biak, Papua (ANTARA News)- Khatib salat Idul Adha Masjid Agung Baiturahman Biak Ustad Sukri Mudmal mengatakan makna dari ibadah kurban yang dilakukan umat Muslim pada Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijah 1439 Hijriah adalah menanamkan pelajaran keimanan untuk berbagi dengan sesama.

"Sikap dermawan dapat dilatih dengan berkurban, harta kita tidak akan habis jika digunakan di jalan Allah, bahkan Allah dapat menambahkannya berlipat ganda. Berkurban di Hari Raya Idul Adha berarti mengamalkan praktik keimanan dalam mewujudkan sikap seorang dermawan karena berbagi rezeki kepada kaum fakir miskin," kata Ustad Syukri Mudmal pada khotbah Idul Adha 1439 Hijriah di Masjid Agung Baiturahman Biak, Papua, Rabu.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa ibadah kurban akan meningkatkan ketakwaan pada Allah SWT, karena perintah untuk berkurban tercantum jelas dalam Al Quran sebagai suatu amalan yang baik.

Sukri Mudmal menyebut setiap hari raya Idul Adha umat Islam diingatkan dengan kisah Nabi Ibrahim Alaihi Salam bersama dengan ketaatan anaknya Ismail Alaihi Salam.

Ibrahim berkata wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu, katanya.

Ketika mendengar pernyataan Ibrahim, maka putranya Ismail menjawab,"Wahai bapak ku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada mu. Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar," ungkap Ismail.

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya),"(nyatalah kesabaran keduanya ), dan Kami panggillah dia, Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik".

"Dan atas kebesaran rachmat Allah SWT kami tebus anak itu dengan seekor domba sembelihan yang besar," kata Khatib Sukri Mudmal mengutip ayat Quran surat Ash Shaaffaat ayat 102-107.

Dari petikan ayat Al Quran tersebut, menurut Sukri Mudmal, umat Muslim dapat menarik tiga makna dalam berkurban seperti yang diperlihatkan Nabi Ibrahim Alaihi Salam, yakni pertama, keteguhan serta ketabahan hati yang dimilikinya.

Makna kedua dalam ibadah kurban, menurut Sukri Mudmal, manusia diajarkan untuk berbagi kepada para mukmin lain yang pastinya mereka kurang mampu. Ketiga, keikhlasan dari manusia itu pastinya diuji dari dari sifat rakus dan tamak akan harta dunia yang mereka senangi.

"Kurban itu berarti memberikan apa yang telah kita cintai (duniawi) serta apa yang kita sayangi, dalam hal ini adalah harta yang kita miliki. Bahkan berkurban juga dapat membangun solidaritas karena kita melakukan kegiatan berkurban bersama-sama warga lainnya, saling tolong-menolong dari mulai penerimaan, penyembelihan, penimbangan, hingga pembagian ke warga," ujar ustad yang juga pengajar DDI Mandouw ini.

Pelaksanaan salat Idul Adha 1439 Hijriah di Masjid Agung Baiturahman dipimpin Imam Ustad Abdul Rahman Sulaiman S.Ag dari Jayapura dihadiri sekitar 4.000 jemaah muslim di Biak Numfor.

Baca juga: Presiden shalat Idul Adha di Cibinong

Baca juga: Khatib: berkurban wujud ketakwaan

 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018