Ahmad Tamimi, anggota Komite Eksekutif PLO, mengatakan di dalam siaran pers bahwa pernyataan Presiden Trump mengenai pencabutan masalah Jerusalem dari perundingan Palestina-Israel tak berguna.
"Pernyataan Trump menyampaikan kebijakan AS, yang bias, dan berlanjutnya ilusi AS, yang meliputi pengesahan perdamaian baru `Kesepakatan Abad ini` tanpa Jerusalem sebagai Ibu Kota Negara Palestina," kata Ahmad Tamimi, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.
"Trump takkan bisa menghilangkan masalah Jerusalem dari hati rakyat Palestina, Arab dan umat Muslim," kata pejabat senior PLO itu.
Para pemimpin Palestina telah berulangkali mengumumkan penolakan tegas mereka bagi setiap rencana perdamaian Timur Tengah AS yang mengeluarkan Jerusalem, masalah pengungsi dan permukiman Yahudi.
"Kami telah mengeluarkan masalah Jerusalem dari meja perundingan," kata Trump dalam pidato di Virginia pada Selasa.
"Selama perundingan, Israel akan membayar harga yang jauh lebih besar sebab Israel telah mengambil hadiah yang sangat berharga," kata Trump. Ia merujuk kepada pengakuannya atas Jerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada Desember lalu.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas belum lama mengkonfirmasi bahwa pihak Palestina takkan mengadakan pembicaraan dengan Pemerintah Trump atau menerima baik AS sebagai penengah perdamaian sebelum Washington mundur dari keputusannya mengenai Jerusalem.
Sementara itu, Sabu Abu Zuhri, Juru Bicara HAMAS di Jalur Gaza, menyebut keputusan Trump untuk menghilangkan Jerusalem dari pembicaraan Palestina-Israel sangat berbahaya.
"Mesti ada tanggapan tegas dan keras Palestina seperti mencabut pengakuan buat Israel, membatalkan kemitraan keamanan dan memutuskan semua kontak dan hubungan dengan Pemerintah AS," kata Abu Zuhri di dalam pernyataan yang dikirim melalui surel.
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018