• Beranda
  • Berita
  • Kemudahan jadi alasan masyarakat meminjam lewat fintech

Kemudahan jadi alasan masyarakat meminjam lewat fintech

24 Agustus 2018 22:28 WIB
Kemudahan jadi alasan masyarakat meminjam lewat fintech
Arsip: Pengunjung mencari informasi di stan mobil milik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dipamerkan pada Indonesia Fintech Festival & Converence 2016 di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (30/8/2016). Dalam acara tersebut dipamerkan berbagai pengembangan dari industri layanan keuangan digital atau yang lebih dikenal dengan financial technology (fintech). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta  (ANTARA News) - Kemudahan dan kecepatan proses peminjaman menjadi alasan masyarakat untuk memilih meminjam lewat finansial teknologi (fintech) dibandingkan cara lainnya.

“Mudah saja alasannya.  Kan aku pinjam di beberapa, ada yang prosesnya agak makan waktu, tapi ada juga yang cepat. Mengajukan, data komplet, nggak sampai setengah jam dana langsung masuk,“ kata Diah Amalia salah satu nasabah Uang Teman di Jakarta,  Jumat. 

Memang tidak semua penyelenggara fintech bisa mengucurkan pinjaman dengan waktu kurang dari satu jam seperti itu. Namun dari pengalaman Diah, pengucuran dana fintech yang paling lama pun paling hanya berkisar 2-3 hari.

Diah mengaku selain meminjam lewat fintech, ia pun pernah meminjam kredit tanpa agunan (KTA) di sebuah bank swasta. Hanya saja, prosesnya jauh lebih ribet dan memakan waktu lebih panjang.

“Aku ada KTA, tapi itu agak rumit. Prosesnya juga agak-agak panjang. Maksudnya harus ketemu, survei, segala macam. Makan waktunya lebih dari seminggu. Jadi kalau untuk proses lebih cepat, mending fintech,” lanjut perempuan berusia 36 tahun ini.

Pinjaman dari fintech pun dianggap lebih pasti ketika ada kebutuhan mendesak. Ini dibandingkannya dengan meminjam ke orang lain secara konvensional. Pasalnya, ketika meminjam langsung ke orang lain, orang yang dituju belum tentu memiliki dana yang diperlukan.

“Ini istilahnya dengan cepat bisa masuk, tanpa harus bagaimana-bagimana segala macam,” kata Diah.

Senada dengan  Diah, Nancy Simbolon, seorang make up artist yang berdomisili di Jakarta Selatan menuturkan, kecepatan memperoleh dana segar yang diperlukan membuat perempuan ini memilih meminjam dari fintech, ketimbang lembaga keuangan lainnya.

“Waktu itu tiba-tiba ada booking-an cukup banyak, dan ada beberapa alat yang saya belum punya. Jadi harus belanja dulu. Nah, dananya saya pinjam dari fintech. Jadi buat saya, fintech ini memudahkan,” katanya.

Tak banyak nominal yang dipinjam Nancy, dan beberapa penyelenggara lain. Dari dua kali peminjaman, totalnya hanya mencapai Rp1,1 juta. Pada pinjaman pertama, nominal yang diajukan hanya Rp100 ribu.

“Jadi kan dapat rekomendasi dari teman untuk pinjam. Istilahnya coba-coba dulu, kecil dulu. Jadi totalnya Rp1,1 juta,” katanya.

Jangka waktu pengembalian yang ia pilih pun terbilang singkat, yakni hanya satu bulan. Menurutnya, beragamnya pilihan jangka waktu pengembalian merupakan kelebihan layanan fintech. Peminjam bisa memilih sesuai dengan kemampuannya mencicil pinjaman.

Terkait bunga, Nancy tak merasa keberatan. Menurutnya, bunga yang dikenakan masih dalam taraf wajar. Pengenaan bunga yang cenderung lebih tinggi ia anggap sebagai biaya dari layanan yang diterima.

Sementara itu, Arief Setianto, Pegawai Swasta, mengaku kepincut pada jasa layanan fintech lantaran kemudahan pencairan dana. Bahkan, pinjaman baru bisa dilakukan pada hari yang sama dengan pelunasan pinjaman.

“Ada fintech yang begitu lunas dan langsung minjam lagi, pas nggak ada hit, 10 menit kemudian dana bisa kembali masuk,” katanya.

Baca juga: OJK-Kominfo baiknya sinergi aturan Fintech

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018