Pekan konstitusi ini meliputi lomba academic constitutional drafting, debat konstitusi, dan lomba cerdas cermat Empat Pilar MPR untuk SMA. Pembukaan diikuti seluruh peserta lomba, pejabat eselon II MPR, guru pembimbing, para dosen, dan pendamping dari dinas pendidikan.
“Academic constitutional drafting adalah bagaimana membuat draf konstitusi yang baik. Kedua, debat konstitusi, yaitu bagaimana kita membicarakan, membincangkan tentang konstitusi, baik konsep, maupun pelaksanaannya. Ketiga, lomba cerdas cermat Empat Pilar MPR yang didalamnya juga ada konstitusi, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” kata Ma’ruf Cahyono.
Menurut Ma’ruf, Pekan Konstitusi ini memiliki makna sebagai learning process terutama generasi muda untuk menuangkan pikiran, gagasan, dan cara pandang, terkait bangsa ini ke depan melalui konstitusi.
“Karena konstitusi adalah instrumen mewujudkan tujuan negara. Konstitusi ini memiliki nilai strategis, terutama generasi muda, karena menggerakan pikiran-pikiran generasi muda melalui constitutional drafting, debat konstitusi, dan lomba cerdas cermat,” jelasnya.
Ma’ruf menambahkan setiap warga negara harus memahami konstitusi karena kesadaran berkonstitusi hanya bisa dicapai kalau warga negara paham.
“Tugas MPR untuk memasyarakatkan konstitusi kita. Karena itu, Pekan Konstitusi ini selain sebagai ajang untuk silaturahmi yang mempersatukan generasi muda dari berbagai daerah, juga menjadi ajang untuk mengekspresikan pikiran-pikiran baik tentang konstitusi,” ucapnya.
Sementara itu, dalam sambutan pembukaan, Ma’ruf Cahyono atas nama sekretariat jenderal MPR mengucapkan selamat datang kepada para peserta perwakilan semua provinsi, guru pendamping, dosen, dan dinas pendidikan di Jakarta.
“Ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan prestasi. Ini satu kesempatan yang sangat berharga dan langka,” katanya.
Ma’ruf kemudian menguraikan makna yel-yel generasi yang bersatu, cerdas dan optimis. MPR selama ini melaksanakan kegiatan ke seluruh pelosok tanah air adalah untuk membentuk generasi muda yang bersatu, cerdas, dan optimis. Mempersatukan bangsa yang besar tidak mudah karena perbedaan yang beraneka ragam di seluruh Indonesia.
"MPR ingin mempersatukan dan merawat persatuan dengan cara terus memadukan perbedaan menjadi semangat bhineka tunggal ika. Sosialisai Empat PIlar MPR adalah untuk generasi muda yang bersatu.” jelasnya.
Kedua, generasi yang cerdas. Generasi muda yang cerdas adalah generasi yang mampu menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang. Kecerdasan untuk mampu beradaptasi dengan tantangan yang dinamis. Cerdas menghadapi peluang agar mampu memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
“Intinya kecerdasan ketahanan yang luar biasa menghadapi tantangan dan kemampuan daya saing untuk memanfaatkan peluang. Dua hal ini yang harus diingat. Daya tahan terhadap jati diri dan daya saing terhadap peluang-peluang yang ada,” paparnya.
Ketiga, generasi yang optimis.
“Tidak boleh menjadi generasi yang pesimis karena kita memiliki semua. Kita negara yang besar dan kaya. Generasi yang bersatu, generasi yang cerdas harus optimis menghadapi masa depan bangsa,” ujarnya.
Debat konstitusi diikuti perwakilan perguruan tinggi dari 34 provinsi, Lomba Cerdas Cermat juga diikuti perwakilan SMA dari 34 provinsi. Sedangkan lomba academic constitutional drafting diikuti Universitas Pajajaran, Universitas Jambi, Universitas Pelita Harapan, Universitas Diponegoro, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018