Tri Rismaharini, di Surabaya, Minggu, mengatakan hal ini sesuai dengan tema yang diusung dalam kongres UCLG ke-7 yakni "Pembangunan Inovasi Untuk Kota Berkelanjutan".
"Tema tersebut karena banyak sekali permasalahan kota yang harus diselesaikan secara bersama-sama," katanya.
Kongres dua tahunan ini akan mempertemukan para pemimpin daerah dan aktor-aktor kunci pembangunan di negara se-Asia Pasifik seperti perguruan tinggi dan LSM.
Selain itu, Risma mempersilahkan para delegasi bisa belajar tentang berbagai hal di Kota Surabaya seperti halnya smart city, pengelolaan kebersihan, central room untuk melayani warga yang mengalami permasalahan keluarga dan berbagai pelayanan administrasi lainnya.
"Kami berharap para delegasi dapat menerapkan di kotanya masing-masing," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengaku persiapan UCLG 2018 di Kota Surabaya ini sudah dipersiapkan sejak tahun lalu karena membawa nama Surabaya dan Indonesia.
"Kota Surabaya sudah sudah siap menyambut acara ini. Saya ingin para delegasi mengenal Kota Surabaya mulai pelayanan administrasi hingga kulinernya dengan memberikan pelayanan terbaik serta menjadikan Surabaya sebagai rumah kedua," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya memberikan hiburan wisata bagi para delegasi seperti wisata kota (city tour), pertunjukan budaya, menaiki becak, andong dan mobil tua. Selain itu, mereka juga dapat membeli makanan lalu berbelanja di Surabaya.
"Mungkin itu bisa meningkatkan perekonomian kota sekaligus memberikan pengalaman yang tidak akan dilupakan oleh para delegasi selama di Surabaya," katanya.
Risma sendiri sudah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal UCLG Bernardia Tanjaya membahas persiapan UCLG tersebut di ruang kerja Wali Kota Surabaya pada Sabtu (25/8).
Bernardia mengaku senang karena Pemkot dan warga Surabaya sudah siap menyambut para tamu dari berbagai negara se-Asia Pasifik. "Saya sangat senang sekali dan saya yakin acaranya akan sukses," katanya.
Acara dua tahunan tersebut, kata Bernardia, sangat bagus untuk Surabaya maupun para delegasi. Alasannya, para delegasi bisa belajar dari Surabaya yang mana pembangunan kotanya sudah masuk level dunia.
"Ini sesuatu yang membanggakan bagi warga Surabaya sendiri maupun Indonesia," katanya.
Baca juga: Lima kota besar Asia Pasifik masuk 10 besar kota terbaik versi GPCI 2017
Baca juga: Konferensi UCLG-ASPAC lahirkan delapan kesepakatan
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018