Parade Budaya menjadi puncak acara Lampung Krakatau Festival (LKF) 2018, di Lapangan Saburai Korem 043/Gatam, Minggu (26/8) siang.
Dengan masuknya Provinsi Lampung sebagai Top 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia, ke depan masyarakat tidak hanya mengenal Gunung Anak Krakatau sebagai simbol ikon Provinsi Lampung, tapi juga kegiatan-kegiatan atraktif kebudayaan lainnya yang ada pada semua Kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Turut serta dalam parade tersebut, duta wisata muli-mekhanai Lampung, parade busana Carnival, dan 8 ekor gajah dari Taman Nasional Way Kambas.
Dalam sambutannya Gubernur Ridho menekankan bahwa pembangunan infrastruktur untuk menunjang optimalisasi potensi wisata di Lampung sangatlah penting. Karenanya Gubernur Ridho sejak awal telah memfokuskan pembangunan di Lampung pada 3 sektor, yakni pertanian, industrialisasi, dan pariwisata.
Dengan dibangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Bandara Internasional Radin Inten II, Bandara Taufiq Kiemas di Lampung Barat, Dermaga Eksekutif di Lampung Selatan, dan lainnya adalah sebagai bentuk upaya Pemprov Lampung melalui Gubernur M Ridho Ficardo dalam meningkatkan potensi pariwisata dan iklim investasi di Lampung
"Semua sektor harus mendukung penuh dalam memajukan pariwisata di wilayah Lampung. Potensi wisata bukan hanya di Krakatau, namun di wilayah kabupaten kota lain juga harus dikembangkan. Salah satu di wilayah pesisir yaitu Kabupaten Pesawaran, Tanggamus dan Pesisir Barat," ujar Gubernur lagi.
Menteri Pariwisata dalam sambutannya diwakili Sekretaris Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata RI Dra Riwud Mujirahayu MPd menyatakan bahwa Lampung Krakatau Festival adalah salah satu the best priorities program di Lampung yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Harapan kami, Lampung akan menjadi salah satu the best destinasi wisata di dunia, atau setidaknya menjadi top ten pariwisata unggulan di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan wisatawan dan investor yang ingin masuk ke Lampung," kata dia pula.
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018