“Ketika anak putus sekolah masuk usia kerja, belum tentu kualitas hidup mereka membaik,” kata Direktur Pendidikan dan Pengembangan Solve Education!, Talitha Amalia, saat berbincang dengan media di Jakarta, Selasa.
Yayasan Teknologi Untuk Indonesia atau Solve Education! fokus memberikan kesempatan belajar kembali kepada anak-anak yang putus sekolah, terutama yang dilatarbelakangi masalah finansial. Yayasan ini menghadapi salah satu tantangan berat untuk mengajak kembali anak-anak ini kembali belajar, yakni motivasi yang menurun apalagi jika dia sudah bisa mencari uang sendiri.
Baca juga: Cara Quipper Indonesia memotivasi siswa belajar online
Kecenderungan orang mengakses ponsel membuat mereka tergerak membuat game mobile pendidikan, berisi tingkatan pembelajaran dan keterampilan yang sekiranya dibutuhkan di dunia kerja, yang dikemas dalam simulasi membangun kota, “Dawn of Civilization”.
Dibantu sekitar 100 anak putus sekolah di Bandung dan Jakarta, Solve Education! merancang game ini dalam bahasa Inggris agar remaja putus sekolah dapat mengasah kemampuan mereka dalam memahami bahasa asing.
Bukan hanya belajar lewat game, Solve Education! mengembangkan permainan ini agar terkoneksi dengan platform lain buatan mereka, Solve Employment!. Begitu pemain mencapai tingkatan tertentu di game Dawn of Civilization, mereka dapat bergabung dengan platform Employment.
Platform ini terhubung dengan sejumlah perusahaan berbasis teknologi yang dapat memberikan mereka pekerjaan, misalnya berkaitan dengan membuat indeks, label atau layanan pelanggan. Penilaian terhadap pemain dilihat melalui keterampilan-keterampilan yang menjadi nilai ukuran di game tersebut.
Game ini diluncurkan sejak akhir tahun lalu, hingga saat ini sudah diunduh sekitar seribu kali di platform Android.
Baca juga: Aplikasi "KIPIN Mobile` berikan anak kemudahan belajar
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018