Indonesia optimis mendapatkan 15 emas pada ASC

28 Agustus 2018 20:40 WIB
Indonesia optimis mendapatkan 15 emas pada ASC
Dokumentasi - Penutupan Seleksi Nasional ASC XII Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri (kanan) memberikan penghargaan medali dan uang tunai kepada perwakilan juara lomba kompetensi siswa pada penutupan seleksi nasional calon kompetitor Asean Skill Competition (ASC) XII, di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (9/9/2017). Seleksi nasional calon kompetitor Asean Skill Competition (ASC) XII yang diikuti 300 peserta dari 33 provinsi tersebut secara resmi ditutup dan selanjutnya akan mengikuti program pelatihan untuk diseleksi kembali yang terbaik menjadi tim mewakili Indonesia pada ASC XII 2018 di Thailand. (ANTARA /Risky Andrianto)

Kompetisi keterampilan (kompetensi) ini merupakan peluang yang besar di level ASEAN, bahkan dunia. Namun disayangkan, para alumunus yang berprestasi ini kurang mendapat perhatian di tingkat nasional,

Jakarta,  (ANTARA News) - Indonesia optimis mendapatkan 15 emas pada kompetisi keahlian, ASEAN Skill Competition (ASC) ke-12 di IMPACT, Thailand.

Dalam siara pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa menyebutkan Indonesia mengirimkan 2 peserta/kejuruan pada 22 kejuruan dari total 26 kejuruan.

"Tahun ini kita optimis mendapatkan 15 emas. Saingan terberat kita adalah Thailand selaku Tuan Rumah dan mereka juga sangat kompetitif di berbagai kejuruan, kata Direktur Jenderal Binalattas Bambang Satrio Lelono.

Menurut Dirjen Bambang, Indonesia langganan mendapatkan emas di kejuruan- kejuruan seperti: Cabinet making, fashion technology, Graphic Design Technology, Bricklaying, dan Electronic.

"Kita sudah empat kali mendapat emas berturut turut di kejuruan elektronika, pada ASC tahun 2010, 2012, 2014, 2016. Tahun ini kita optimis mendapatkan emas," ujar Farid Rinanto, tenaga ahli di kejuruan elektronika.

Farid merupakan alumnus peserta pada ASC ke -9 tahun 2012 di Jakarta. Farid juga mendapatkan prestasi best nations, yaitu nilai tertinggi dari seluruh kejuruan yang diikuti oleh negara bersangkutan.

Kini Farid bekerja sebagi instruktur elektronika di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja Bekasi Kementerian Ketenagakerjaan.

Selain Farid, ada juga Tino Suhaebri, alumnus peserta ASC tahun 2008 yang mendapatkan perak dan peserta WSC tahun 2009. Tino juga merupakan salah satu tenaga ahli yang mendampingi tim kejuruan elektronika.

"Kompetisi keterampilan (kompetensi) ini merupakan peluang yang besar di level ASEAN, bahkan dunia. Namun disayangkan, para alumunus yang berprestasi ini kurang mendapat perhatian di tingkat nasional," ujar Tino.

Tino berharap para alumnus ASC khususnya yang mendapatkan medali, bisa diterima dengan mudah di dunia industri atau mendapatkan beasiswa pendidikan melalui jalur pemuda berprestasi.

Delegasi ASC ke-12 yang dikirim ke Bangkok ini telah dipersiapkan melalui beberapa tahap, yaitu proses seleksi daerah di seluruh provinsi untuk mendapatkan para calon peserta kompetisi yang terbaik.

Selanjutnya para calon peserta kompetisi yang telah terpilih mewakili daerahnya diseleksi lagi melalui proses Seleksi Nasional pada tahun 2017.

Dari Seleksi Nasional tersebut dipilih tiga orang calon peserta terbaik, yang kemudian menjalani Pemusatan Pelatihan 2 tahap.

Tahap pertama selama tiga bulan dan tahap kedua selama tujhh bulan. Seleksi akhir menetapkan dua calon peserta yang mewakili Indonesia pada ajang ASC ke-12 ini.

Selama berada di Pemusatan Pelatihan atau Training Center, para calon peserta dibawah pembinaan para tenaga ahli sesuai dengan Test Project yang akan dikompetisikan pada ASC ke-12, baik dalam hal teknis, non teknis dan dalam hal sikap mental para calon kompetitor.

Pada gelaran ASC ke-11 di Malaysia Tahun 2016, Indonesia mendapatkan 13 emas, 2 perak, 7 perunggu dan 14 diploma. Dengan perolehan tersebut Indonesia menduduki peringkat ke-2.*


 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018