“Zahir punya potensi besar untuk meraih sukses di industri fintech. Zahir Capital Hub adalah fintech syariah yang siap membantu perusahaan mendapatkan akses permodalan yang berpotensi hingga ratusan miliar rupiah dengan mudah,” kata Muhamad Ismail, CEO PT Zahir Internasional, dalam siaran persnya, Selasa.
Fintech syariah dipilih karena konsep permodalan ini memiliki banyak keunggulan. “Permodalan berbasis syariah banyak dipilih karena konsepnya permodalan yang transparan dan juga menguntungkan semua pihak yang terlibat,” kata Muhamad.
Data Asosiasi Fintech Indonesia menunjukkan jumlah perusahaan fintech berkembang pesat dari tahun 2011 hingga tahun 2017. Mulai dari 25 perusahaan pada tahun 2011 saat ini sudah mencapai 235 perusahaan.
Dari 235 perusahaan fintech yang ada sekarang ini, kata Muhamad, 26 di antaranya bergerak di bidang market aggregator. Salah satunya Alami, perusahaan fintech ini merupakan aggregator syariah pertama di Indonesia.
Muhamad mengemukakan, ada beberapa keuntungan menggunakan jasa fintech syariah. Pertama, sifatnya transparan (terbuka). Kedua, menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Ketiga, menggunakan sistem bagi hasil. Dan yang keempat, plafon yang bisa disalurkan berpotensi hingga miliaran rupiah.
“Ini menjadi layanan pintar dan mudah bagi perusahaan untuk mendapatkan investasi permodalan dari fintech syariah yang kredibel dan terpercaya,” tambahnya.
Ketua Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya mengatakan potensi pertumbuhan fintech syariah sangat besar. “Hal itu karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak dengan jumlah pengguna internet yang sangat besar.”
Zahir merupakan pengembang aplikasi bisnis yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun. Dengan 70 ribu pelanggan saat ini, Zahir telah menghadirkan layanan cloud computing dan mobile apps.
Baca juga: Zahir rilis aplikasi pelaporan keuangan untuk UMKM
Pewarta: Suryanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018