Prangko Asian Games dulu dan sekarang

29 Agustus 2018 10:05 WIB
Prangko Asian Games dulu dan sekarang
Prangko Asian Games 1962 yang dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta. (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Jakarta (ANTARA News) - Jauh sebelum ada surat elektronik yang bisa menyampaikan pesan secara instan, bahkan seketika, kantor pos masih menjadi andalan untuk berkomunikasi melalui tulisan.

Prangko menjadi bagian penting, tanpa itu surat atau kartu pos kita takkan bisa terkirim ke tujuan.

Secarik kertas segi empat kecil yang biasa direkatkan di pojok kanan amplop itu bukan cuma jadi bukti pembayaran jasa layanan pos, tetapi bisa jadi pengingat sejarah.

Pos Indonesia biasanya mengeluarkan edisi khusus yang berkaitan dengan sosok, tempat, hingga kegiatan yang bakal ditorehkan dalam sejarah.

Benda kecil ini semakin langka karena surat menyurat tak sepopuler dulu, tergeser oleh kehadiran teknologi, tapi sebagian di antaranya punya nilai lebih, terutama di kalangan kolektor filateli.
 
Prangko Asian Games 1962 di Museum Nasional, Jakarta. (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Tahun ini Indonesia merayakan pesta olahraga akbar Asian Games 2018, kesempatan kedua sebagai tuan rumah yang baru datang setelah 56 tahun berlalu. 

Pada 1962, Jakarta juga pernah jadi tuan rumah Asian Games ke-4 yang mendorong pembangunan infrastruktur olahraga besar-besaran, yakni kompleks olahraga Senayan yang kini jadi salah satu lokasi kompetisi para atlet dari puluhan negara.

Nostalgia Asian Games 1962 juga hadir lewat pameran koleksi sejarah di Museum Nasional, Jakarta. Di sana, pengunjung dapat melihat jejak-jejak sejarah Asian Games 1962 termasuk prangko edisi khusus yang dicetak untuk merayakan perayaan akbar olahraga itu.

Di sebuah kotak kaca, sebuah buku tebal dengan halaman terbuka memperlihatkan deretan prangko-prangko lawas yang dibuat untuk memperingati pertandingan di Asian Games ke-4.

Ada 16 macam prangko yang dipamerkan dengan berbagai warna, gambar dan nominal. 

Tulisan "ASIAN GAMES IV" menghiasi bagian atas prangko, di bawah tertulis Republik Indonesia dalam huruf kapital. Semuanya berlatar belakang putih, gambarnya menghiasi bagian tengah prangko. "Djakarta 1962" selalu disematkan di bagian bawah gambar.

Beragam ilustrasi olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 1962 bisa dilihat di prangko lawas tersebut.
 
Prangko Asian Games 1962 yang dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta. (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Prangko lawas

Pada prangko senilai 75 sen, tergambar dua orang sedang bertinju dengan latar belakang warna jingga dan abu-abu. Ada juga gambar voli yang diwarnai dengan nuansa ungu dan biru langit. 

Olahraga kebanggaan Indonesia, bulutangkis alias badminton, juga muncul di prangko. Seorang pebulutangkis digambarkan sedang bersiap akan melakukan smash, ia mengangkat raket yang siap menyambut kok yang melayang di atas kepalanya.

Olahraga gulat, hoki, menembak, polo air, tenis dan balap sepeda juga menghiasi gambar prangko Asian Games 1962. 

Salah satu yang menonjolkan kesan 60-an adalah prangko dengan nominal Rp10 yang dihiasi gambar atlet petenis meja. Atlet dalam prangko itu berambut gondrong berombak yang dulu populer di kalangan anak muda pada masa 1960-an.

Bangunan dan infrakstruktur yang dibuat untuk mempersiapkan Asian Games 1962 juga turut diabadikan dalam gambar prangko, di antaranya gambar Tugu Selamat Datang, jembatan Semanggi, stadion Gelora Bung Karno juga Wisma Warta alias Press House yang dulu jadi tempat menginap peliput Asian Games.

Edisi 1962 ini memang sudah tidak bisa didapatkan di kantor pos, tapi masih ada yang menjualnya di dunia maya. Di laman ebay, misalnya, satu set prangko edisi 1962 dengan edisi bagus ditawarkan mulai dari 180 dolar AS alias Rp2,6 juta.

Salah satu kolektor prangko, Winahyo Setyowibowo juga mendapatkan set prangko lawas itu lewat ebay beberapa tahun lalu. Kini dia mengincar edisi terbaru untuk melengkapi koleksinya.

“Yang Asian Games 2018 belum dapat, saya berniat beli juga,” katanya pada Antara.

Edisi 2018
 
Prangko Asian Games 2018 (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Tahun ini Pos Indonesia juga menerbitkan prangko edisi khusus Asian Games 2018 yang dari sisi tampilan lebih modern dari pendahulunya.

"Kalau secara desain pasti bagus yang sekarang," kata Wahyu Priagung, salah satu orang yang gemar mengumpulkan prangko. Ia juga berniat membeli prangko Asian Games 2018 yang akan dikoleksi, sebagian dipakai untuk mengirim kartu pos atau surat.

Tampilan visual yang menarik itu yang membuatnya mau mengumpulkan edisi yang memang hanya dikeluarkan secara terbatas.

Ada dua seri yang diterbitkan dalam waktu berbeda. Pertama, edisi khusus 18 Januari dan yang kedua adalah edisi 18 Agustus 2018 yang bertepatan dengan pembukaan Asian Games.

Penjualannya terbatas, hanya di kantor pos tertentu. Di Jakarta, prangko-prangko ini bisa dibeli langsung di Kantor Filateli, Pasar Baru. 

Jumlahnya juga tidak banyak karena sisanya juga diedarkan di kota-kota lain, tapi fokusnya adalah di kota penyelenggaraan Asian Games, yakni Jakarta dan Palembang. “Cuma ada 500 di sini,” kata petugas Kantor Filateli Jakarta ketika ditemui Antara, Selasa (21/8).

Chris Haryadi adalah salah satu orang yang menyempatkan diri untuk mampir ke Kantor Filateli setelah menjemput putrinya pulang sekolah yang lokasinya tak jauh dari situ.

“Saya diberitahu istri ada prangko Asian Games ini,” katanya.


Lebih beragam

Edisi yang diterbitkan pada 18 Agustus 2018 berisi prangko dengan rancangan warna-warni karya tiga pemenang lomba desain yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika: Frederikus A, Hanami M. M dan Condrociwi P.A.

Frederikus membuat gambar siluet warna merah, biru, hijau dan kuning yang membentuk gambar atlet memegang raket badminton, juga orang yang sedang berlari dan bermain sepak  bola. Latar belakangnya adalah paduan warna biru serupa ombak.

Pada prangko kedua, karya Hanami, menggambarkan seorang atlet balap sepeda melewati jalan berlatar belakang gunung asri dan awan bercorak megamendung. 

Langitnya juga bisa dipandang sebagai sungai Musi yang membelah Jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan.

Gambar di prangko ini juga memperlihatkan stadion Gelora Bung Karno serta monumen Selamat Datang dan patung Dirgantara yang lebih dikenal sebagai patung Pancoran. 

Gambar ketiga dibuat Condrociwi dengan teknik vektor, menampilkan sosok pemenang, seorang atlet yang berdiri di atas podium bertuliskan 1, penanda ia adalah peraih medali emas. 

Pos Indonesia hanya menerbitkan lembar seri prangko sebanyak 40.000 lembar, set suvenir sebanyak 12.000 lembar dan 2000 set Sampul Hari Pertama.
 
Prangko Asian Games 2018 edisi khusus Jakarta (ANTARA News/ Nanien Yuniar)




Pos Indonesia juga membuat kemasan edisi khusus Jakarta dan Palembang yang jadi tuan rumah Asian Games tahun ini. Masing-masing hanya diproduksi sebanyak 2000 set yang dijual seharga Rp125.000. Kemasan edisi khusus itu hanya bisa didapatkan di Jakarta dan Palembang.

Kemasan edisi Jakarta memperlihatkan pemandangan malam Jakarta dari ketinggian. Kemasan khusus ini dilengkapi dengan koin emas bergambar Monumen Nasional.
 
Prangko Asian Games 2018 edisi khusus Palembang (ANTARA News/ Nanien Yuniar)


Sedangkan sampul kemasan edisi Palembang dihiasi foto pemandangan petang jembatan Ampera dengan latar belakang langit berwarna kemerahan. Edisi ini dihiasi koin logam bergambar jembatan yang sama.

Setiap kemasan berisi prangko bergambar atlet voli dan pencak silat dengan nominal Rp15.000. 

Khusus edisi Jakarta, prangko lainnya dihiasi foto tempat-tempat wisata ibukota seperti Monuman Nasional, Taman Mini Indonesia Indah, Museum Fatahillah dan Ancol.

Sementara itu, prangko di dalam kemasan khusus Palembang mempromosikan tempat wisata alam seperti Air Terjun Maung, danau Ranau, bukit Jempol Lahat dan gunung Dempo Pagaralam.

Baca juga: Cara Soekarno populerkan lagu Indonesia di Asian Games 1962

Baca juga: Suvenir Asian Games di GBK Laris Manis

Baca juga: Prangko Asian Games 2018 laris diburu filatelis

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018