"Son adalah kapten kami. Keberadaannya di tim penting, baik dia membuat gol atau tidak," ujar Kim Hak Bum di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, Rabu.
Kim melanjutkan, Son juga vital bagi strategi skuatnya sebab pemain berusia 26 tahun itu bisa mengisi semua sisi lini serang baik kiri, kanan maupun di tengah.
Hal itu memudahkan berjalannya taktik di atas lapangan. Nama besar Son yang menjadi pemain Asia tersubur sepanjang sejarah Liga Inggris juga mau tak mau menyedot perhatian lawan dan kala itulah ruang terbuka untuk pemain lain.
"Itulah mengapa dia tidak harus mencetak gol," tutur Kim Hak Bum.
Son Heung Min memang baru menorehkan satu gol di Asian Games 2018 tepatnya di laga ketiga Korsel di Grup E kala menang 1-0 atas Kirgistan.
Dari enam laga yang dilewati Korsel sejak babak grup hingga semifinal, Son turun sebagai pemain utama di empat laga, sisanya dia berada di bangku cadangan.
Salah satu pengaruh pentingnya di tim tampak ketika Korsel mengandaskan Vietnam di semifinal, Rabu. Di pertandingan itu Son dengan jeli melihat pergerakan Hwang Ui Jo di kotak penalti sebelum melepaskan umpan terobosan yang membuat Hwang Ui Jo tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper lalu mencetak gol kedua untuk Korsel.
Adapun tim sepak bola putra U-23 Korea Selatan berhasil melaju ke final Asian Games 2018 usai menaklukkan Vietnam dengan skor 3-1 pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Jawa Barat, Rabu.
Ketiga gol Korsel dicetak oleh gelandang Lee Seungwoo di menit ketujuh dan ke-55, serta penyerang Hwang Ui Jo di menit ke-28. Sementara gol Vietnam diciptakan oleh gelandang Tran Minh Vuong (70').
Nantinya di final Asian Games 2018 yang digelar pada Sabtu (1/9), Korsel akan menghadapi Jepang yang mengandaskan perlawanan Uni Emirat Arab 1-0 di semifinal.
Baca juga: Singkirkan Vietnam, Korsel melaju ke final cabang sepak bola Asian Games 2018
Baca juga: Jepang lolos ke final usai bungkam UEA 1-0
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2018