Terapi bermain kurangi trauma anak akibat gempa

31 Agustus 2018 13:26 WIB
Terapi bermain kurangi  trauma anak akibat gempa
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar diluar ruangan sekolah pascagempa di SDN 2 Gunungsari, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (29/8/2018).(ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)
Jakarta (ANTARA News) - Terapi bermain telah menjadi salah satu upaya dalam proses pemulihan trauma bagi anak-anak korban gempa di Lombok sehingga trauma mereka terhadap gempa mulai bisa teratasi.

"Rasa takut dengan gempa susulan masih ada, tapi nampak mulai bisa diatasi dan nampak hilang saat mereka diberikan ruang bermain dan beraktivitas positif lainnya," kata Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Sosial Nahar yang dihubungi di Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan, saat ini kondisi psikis anak-anak korban gempa di Pulau Lombok dan sekitarnya mulai membaik dengan adanya pendampingan tim Layanan Dukungan Psikososial.

"Mereka tampak senang dan kondisinya semakin baik saat dikunjungi dan didampingi Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos)," kata dia.

Layanan psikososial yang diberikan untuk anak selain bermain juga bernyanyi, mendongeng serta berbagai kegiatan lainnya lewat Pondok Anak Ceria.

Meski mereka masih ketakutan dan panik serta menangis ketika terjadi gempa susulan, namun mereka tetap berharap bisa segera kembali ke sekolah.

Lebih lanjut Nahar mengatakan, saat ini Kemensos menggandeng 22 lembaga yang bergerak dalam perlindungan anak dalam penanganan anak-anak korban gempa.

"Jumlah lembaga bisa terus bertambah dan semua sepakat untuk saling mendukung untuk melindungi anak-anak korban gempa," ujar Nahar.

Baca juga: Presiden beri semangat anak sekolah di pengungsian
Baca juga: Pemulihan psikologi korban gempa Lombok

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018