Aksi tersebut diikuti berbagai elemen masyarakat, di antaranya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan, Pramuka Saka Wanabakti, Pokwas Kelautan, dan berbagai siswa Sekolah Menengah Atas.
Gerakan tersebut sekaligus sebagai upaya untuk mengenalkan kepada masyarakat akan pentingnya keberadaan hutan bakau untuk mencegah abrasi dan erosi pantai.
Administratur Perhutani KPH Probolinggo Tubagus Aep Syaefudin, melalui keterangan tertulisnya, mengajak semua elemen masyarakat seperti pemkab, DPRD, pramuka, siswa SMA, LSM lingkungan, LMDH, akademisi, dan mitra swasta terus peduli terhadap penyelamatan lingkungan.
"Salah satunya melalui gerakan penanaman pada lahan-lahan kawasan perlindungan, seperti sumber mata air, lereng terjal, sempadan sungai, termasuk sempadan pantai," ujarnya.
Di tempat yang sama Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo Roy Amran mengatakan bahwa kegiatan tandur bakau upaya melestarikan budi daya bakau di wilayah pesisir Kota Probolinggo.
"Gerakan penanaman bakau ini adalah sebagai upaya pemberdayaan dan penyadaran kepada masyaraka, khususnya generasi muda, agar paham tentang fungsi hutan bakau sehingga masyarakat mau menjaganya," katanya.
Hal ini, kata dia, untuk menahan terjadinya abrasi pantai.
Selain itu, ujarnya, hutan bakau juga sebagai bagian dari ekosistem laut yang bermanfaat untuk makhluk hidup di dalamnya.
"Saat ini, Kota Probolinggo sendiri memiliki lebih kurang 40 hektare hutan bakau di pesisir Kota Probolinggo yang tersebar dari Pantai Ketapang hingga Pelabuhan Tanjung Tembaga," katanya.
Baca juga: Puluhan ikan paus terdampar di pesisir Probolinggo
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018