Hal tersebut disampailan Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dan istri Riri Sandjojo usai nonton bareng (nobar) dengan jajaran kemendes.
Mengenakan pakaian santai, lebih nyentrik dari biasanya, bersama sang istri, mereka berdua kompak mengenakan jeans dan kemeja putih, kembar.
Tampak mesra, keduanya bergandengan tangan, saat memasuki bioskop di bilangan Kuningan Jakarta itu.
Menteri Eko mengatakan, nonton bareng ini bisa menggugah jiwa dan menginspirasi dalam mengisi kemerdekaan yang sudah didapat dari hasil perjuangan para pahlawan terdahulu dan mengambil pelajaran dari sosok Sultan Agung.
"Kita bisa belajar dari sosok Sultan Agung bahwa kemauan baik harus diperjuangkan. Tidak ada yang free. Dalam hidup aspeknya banyak, kegigihan dan leadership itu penting. Sultan juga punya wisdom. Perjuangan kita di Kemendes PDTT yaitu mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Karena harus berjuang ke desa-desa, mudahan lebih terinspirasi setelah menonton film ini," katanya.
Dia menambahkan, bangsa yang besar tidak akan melupakan jasa para pahlawannya untuk mewujudkan kemerdekaan. Kita bisa menikmati nonton tanpa diskrimisnasi, anak sekolah tanpa hambatan, semua ini tidak akan terjadi kalau masih dijajah.
"Di alam merdeka ini tidak ada alasan lagi untuk tidak berbuat memajukan bangsa negara. Kita perlu melihat film ini, kita lihat perjuangan Sultan Agung, sisi pribadinya, sisi cintanya. Terima kasih ibu (Mooryati Soedibyo) atas karyanya kita bisa belajar untuk mengisi kemerdekaan ini agar menjadi negara adil makmur sejahtera. Beliau ini (Mooryati Soedibyo) umurnya sudah 91 tahun tapi energinya seperti umur 19 tahun dan beliau masih bisa berkarya menciptakan film sejarah yang bagus ini," pujinya.
Dalam kesempatan sama, penggagas dan produser film Sultan Agung BRA Mooryati Soedibyo, menyatakan terima kasih dan kebahagiaannya yang besar kepada Menteri Eko atas perhatiannya yang besar kepada masyarakat perdesaan.
"Ini adalah satu tontonan dan tuntutan untuk masa muda, yang maju dengan pengetahuan melalui digital online. Perjuangan kita belum selesai, kita sudah memperingati kemandirian 17 Agustus. Kesempatan kita banyak, kemajuan harus kita ikuti. Pesan-pesan yang diajarkan pendahulu, kita teruskan dengan cara kemajuan yang sesuai," terangnya.
Film Sultan Agung garapan Hanung Bramantyo ini mengupas perjuangan salah satu tokoh sejarah, juga tokoh kebudayaan. Sultan Agung dari Kerajaan Mataram berani melawan pengusaha VOC saat sebelum penjajahan. Dia juga menyatukan kerajaan yang terpecah belah dari Madura, Surabaya, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Batavia.
Kisah heroik ditambah sentuhan emosional sedikit romansa memacu adrenalin para penonton dari keluarga besar Kemendes PDTT ini. Di akhir acara, diadakan kuis atas dukungan juga dari BNI yang menambah semarak suasana.
Pewarta: Jaka Sugiyanta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018