"Selamat dan terimakasih untuk seluruh kontingen negara atas pencapaian prestasi, kehangatan, dan semangatnya. Inilah energi Asia yang sesungguhnya, bersatu membawa kebaikan bagi dunia," ujar Presiden.
Presiden yang tampak berada di tenda pengungsian korban gempa bumi dan didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi mengatakan momentum dan semangat Asian Games ke-18 itu dapat menjadi energi bagi bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar, maju, dan bersatu.
"Saya ingin mohon maaf karena tidak dapat hadir langsung pada penutupan Asian Games ke-18. Saya bersama Gubernur NTB, berada di Lombok bersama saudara-saudara kita di sini. Kami merasakan, saya merasakan semangat yang sama dengan Anda semua yang berada di GBK Jakarta," ujar Presiden.
Presiden mengatakan, "Asian Games memang telah berakhir sampai di sini. Tapi, energi dan semangat Asia, semangat kebersamaan, semangat untuk terus bangkit kembali tidak akan pernah padam."
Presiden menyampaikan apresiasi dan kebanggaan kepada kontingen Indonesia sebagai tuan rumah yang telah meraih 31 medali emas jauh melebihi target. "Sebuah raihan tertinggi bagi Indonesia selama penyelenggaraan Asian Games."
"Saya ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh masyarakat Indonesia yang membuat Asian Games 2018 sukses. Kita telah sukses sebagai tuan rumah yang ramah bagi tamu-tamu kita," ujar Presiden.
Namun, Presiden juga meminta kepada seluruh tamu dan penonton Upacara Penutupan Asian Games 2018 serta masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan masyarakat Lombok yang telah menjadi korban bencana alam gempa bumi.
"Mari kita berdoa bersama bagi saudara-saudara kita di Lombok, mengirimkan energi positif agar Lombok Nusa Tenggara Barat dapat pulih kembali, bahkan lebih baik dari sebelumnya. 'Siapa kita?," ujar Presiden yang disambut dengan teriakan "Indonesia" dari warga korban gempa bumi di tenda pengungsian itu.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018