BPBD : Luas lahan terbakar Kalsel 1.476 hektare

2 September 2018 22:26 WIB
BPBD : Luas lahan terbakar Kalsel 1.476 hektare
Ilustrasi kebakaran lahan (ANTARA FOTO/Rony Muharrman)
Banjarbaru  (ANTARA News) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan (Kalsel), Wahyudin mengatakan, luasan lahan yang terbakar karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di provinsi itu mencapai 1.476 hektare.

"Lahan yang terbakar seluas itu merupakan kumulatif sejak Januari hingga 2 September 2018 dan tersebar di seluruh kabupaten dan kota," katanya, di Banjarbaru, Minggu.

Menurut Wakil Komandan I Satuan Tugas Penggulangan Karhutla Kalsel itu, luasan karhutla pada seluruh kabupaten dan kota di Kalsel  bervariasi.

Disebutkan, Karhutla di Kalsel yang terbagi dalam 13 kabupaten dan kota disebabkan musim kemarau sehingga menimbulkan cuaca panas dan kekeringan.

"Musim kemarau dan kekeringan yang melanda Kalsel membuat hutan maupun lahan kosong mudah terbakar sehingga menimbulkan asap yang dampaknya mengganggu seluruh sektor," ujarnya.

Dikatakan, wilayah yang paling luas terbakar adalah hutan dan lahan di Kota Banjarbaru mencapai 371,6 hektare, disusul Kabupaten Tanah Laut 304,1 hektare dan Banjar 282,25 hektare.

Kemudian, Kabupaten Tapin seluas 152,15 hektare, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 148,1 hektare, Hulu Sungai Utara 95 hektare, Tanag Bumbu 36 hektare, Balangan 32,5 hektare dan daerah lain di bawah 20 hektare.

"Jumlah seluruh hutan dan lahan yang terbakar itu merupakan rekapitulasi luas lahan terbakar di kabupaten dan kota se-Kalsel sejak Januari hingga September dengan 431 kejadian,"kata Wahyudin.

Pihaknya mewaspadai Karhutla pada lima daerah rawan yang letaknya berdekatan dengan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Kota Banjarbaru.

"Kami mewaspadai Karhutla di luar kawasan bandara karena apabila terjadi kebakaran dan menimbulkan kabut asap, maka dampaknya sangat besar bagi penerbangan," ujarnya.

Menurut dia, kawasan yang paling banyak terbakar di sekitar bandara adalah lahan gambut sehingga membuat personel satuan tugas penanggulangan Karhutla sulit memadamkannya.

"Pemadaman kebakaran lahan gambut sangat sulit karena kobaran api yang ada dipermukaan dipadamkan, tetapi di lapisan bawahnya bisa menyala sewaktu-waktu dan api berkobar lagi," kata Wahyudin.

Pihaknya melakukan penanggulangan Karhutla melalui udara menggunakan dua unit Heli Water Bombing yang melakukan pemadaman melalui udara di titik kebakaran.

"Pengeboman air menggunakan heli Water Bombing dilakukan langsung ke titik lahan terbakar, terutama di kawasan yang sulit dijangkau untuk dipadamkan," katanya.


Baca juga: Kalteng perpanjang siaga kebakaran tiga bulan
Baca juga: BMKG: 57 titik panas bertahan di Aceh

 

Pewarta: Yose Rizal
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018