"Ada gangguan belokan angin yang terlihat di wilayah Yogyakarta," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono di Yogyakarta, Senin.
Djoko menjelaskan bahwa sampai sekarang secara umum Daerah Istimewa Yogyakarta masih dalam periode musim kemarau, namun kenaikan massa udara yang dipicu oleh fenomena belokan angin di atas Yogyakarta memicu pembentukan awan-awan hujan.
"Oleh sebab itulah dalam beberapa hari ini kondisi di beberapa tempat di Yogyakarta terlihat berawan hingga hujan," kata dia.
Ia mengatakan hujan yang terjadi di Yogyakarta termasuk kategori ringan dengan intensitas rata-rata 5 mili meter (mm) per hari dan diprakirakan hanya berlangsung dua hingga tiga hari.
"Setelah itu kondisi cuaca akan seperti semula dengan kondisi cerah hingga berawan hingga memasuki musim pancaroba yang diperkirakan terjadi pada Oktober," kata Djoko.
Ia menjelaskan pula bahwa 34 kecamatan di daerah Istimewa Yogyakarta masih rawan mengalami bencana kekeringan pada penghujung musim kemarau.
Potensi kekeringan tertinggi ada di kecamatan Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Kasihan, Piyungan, Pleret, dan Sewon di wilayah Kabupaten Bantul; Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Playen, Ponjong, Purwosari, Semanu, Semin, dan Tanjungsari di wilayah Gunung Kidul; Girimulyo, Kalibawang, Sentolo, Samigaluh, dan Temon di wilayah Kulon Progo; serta Berbah, Minggir, dan Ngemplak di wilayah Sleman.
Baca juga: Hujan di Gunung Kidul sebabkan pohon tumbang
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018