5 Kesalahan lazim turis di Jepang

3 September 2018 11:36 WIB
5 Kesalahan lazim turis di Jepang
Bidik Wisatawan Indonesia Wisatawan menikmati kawasan wisata Shinsaibashi di Osaka, Jepang, Jumat (24/10). Pemerintah Osaka membidik wisatawan muslim Indonesia untuk mengunjungi kawasan wisata nomor dua di Jepang itu dengan menerbitkan peta khusus bagi turis muslim serta penerbangan langsung Jakarta ke Osaka. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Ada banyak perilaku turis yang sebenarnya bakal merepotkan diri sendiri ketika sedang berlibur ke Jepang. Simak lima di antaranya seperti dikutip dari Gaijin Pot.

1. Memesan tiket kereta peluru terlalu dini
Dokumen foto kereta cepat Jepang. Shinkansen merupakan jaringan jalur kereta api berkecepatan tinggi di Jepang yang dioperasikan oleh lima perusahaan Japan Railways. (Photo document of speed train in Japan. The Shinkansen is a network of high-speed railway lines in Japan operated by five Japan Railways Group companies). (japanguide.com)


Kereta peluru di Jepang punya jadwal teratur dengan jadwal keberangkatan yang membuat Anda tak perlu pusing mencari tiket dari jauh-jauh hari.

Untuk memberi gambaran, jika ingin pergi dari stasiun Tokyo ke Kyoto pada pagi hari  Sabtu pagi, ada kereta yang lewat tiap 10 menit dengan durasi perjalanan 2 jam 18 menit. 

Di sisi lain, penumpang juga bisa memesan tempat duduk alias shiteiseki dengan tambahan biaya. Jika mau lebih hemat, beli tiket non-reserved seats di mana pengunjung bisa duduk di mana saja pada gerbong-gerbong tertentu. 

Gerbong tersebut biasanya tidak penuh pada hari-hari biasa, jadi tak perlu takut tidak kebagian tempat duduk.

Baca juga: Sensasi Shinkansen yang tersohor

2. Membawa banyak perlengkapan mandi

Tak perlu repot-repot membawa banyak perlengkapan mandi saat berkunjung ke negeri Sakura karena kebanyakan penginapan sudah menyediakannya. 

Biasanya penginapan akan menyediakan sampo, sabun, handuk, alat pencukur, piyama dan sandal.

Toilet umum di kota-kota besar juga biasanya dilengkapi dengan tisu dan sabun. Jangan khawatir bila perlengkapan mandi tidak lengkap, cari saja di toko serba ada yang tersebar di mana-mana. 

Di sana tak cuma ada sampo, sabun atau sikat gigi, kontak lensa hingga celana dalam pun tersedia.


3. Mengandalkan wi-fi publik
 
Logo wifi (Wikimedia Commons/Wi-Fi Allian)


Satu hal yang paling tak boleh terlupakan ketika melancong ke Jepang adalah akses internet untuk mencari jalan, mencari jadwal dan rute kereta sampai menerjemahkan tombol di toilet umum yang fiturnya lengkap.

Sebagai negara modern, orang awam mungkin berpikir wi-fi publik ada di banyak tempat. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar. 

Lebih baik andalkan pocket wi-fi atau beli SIM card yang bisa dipesan sebelum berangkat untuk dikirim ke penginapan, pesan dari Indonesia atau dapatkan di bandara. 

Baca juga: Jepang punya mandi sake

4. Menunggu didatangi pelayan di restoran
Jangan menunggu didatangi pelayan bila ke restoran Jepang. Anda harus menarik perhatian mereka dengan menangkat tangan dan berteriak "sumimasen" (artinya permisi atau maaf) agar mereka mendatangi meja.

Di izakaya alias bar Jepang, kadang ada tombol panggilan di meja untuk memanggil pelayan.

Baca juga: Wisata dingin Hakuba di Nagano Jepang


5. Menyeret-nyeret koper besar ke berbagai tempat
Salah satu kesalahan terbesar saat pergi ke Jepang adalah membawa koper besar ke berbagai tempat. 

Hal ini bakal merepotkan karena pelancong harus melewati banyak tangga, misalnya di stasiun. Memang ada eskalator dan elevator, tapi letaknya mungkin tersembunyi dari lautan orang yang berjalan terburu-buru menuju tujuan masing-masing. 

Lagipula tidak semua stasiun punya fasilitas lengkap. Stasiun di area pedesaan bisa jadi tidak punya eskalator dan elevator.

Manfaatkan fasilitas loker di stasiun untuk menyimpan barang bawaan atau manfaatkan jasa pengiriman koper yang membuat bawaan terasa lebih ringan hingga ke tujuan. 

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018