• Beranda
  • Berita
  • Menristekdikti minta tak ada kekerasan dalam pengenalan kampus

Menristekdikti minta tak ada kekerasan dalam pengenalan kampus

3 September 2018 16:29 WIB
Menristekdikti minta tak ada kekerasan dalam pengenalan kampus
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir saat memberikan arahan pada Pembukaan Kegiatan Ilmiah bertema "Riset, Inovasi Menuju Ekonomi Era Industri 4.0" dalam rangka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional XXIII 2018 di Pekanbaru, Riau, Kamis (9/8/2018). ((ANTARA/Dewanto Samodro))

Silakan kembangkan kreativitas mahasiswa, yang tidak boleh kekerasan dalam bentuk apapun baik lisan maupun fisik

Karawang (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan tidak boleh ada tindakan kekerasan dalam kegiatan pengenalan kehidupan kampus kepada mahasiswa-mahasisiwi baru. 

"Silakan kembangkan kreativitas mahasiswa, yang tidak boleh kekerasan dalam bentuk apapun baik lisan maupun fisik ," kata Nasir dalam Kuliah Umum Program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Buana Perjuangan Karawang, Jawa Barat, Senin. 

Dia menuturkan jika ada kampus yang melakukan kekerasan selama masa orientasi pengenalan kampus, maka dapat dilaporkan ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk segera ditindak atau diberikan pengarahan bahkan sanksi. 

Menurut dia, kekerasan itu berdampak buruk karena mengganggu hak orang. 

Dia berpesan agar pihak kampus semakin meningkatkan kualitas dalam segala aspek baik sumber daya yang dimiliki maupun mutu lulusan. 

"Saya sangat optimis Universitas Buana Perjuangan akan menjadi perguruan tinggi yang berkualitas," tuturnya. 

Untuk menjadi perguruan tinggi berkualitas, lanjut dia, hal-hal terpenting yang harus dilakukan adalah menjaga kualitas yakni dengan cara meningkatkan pendidikan dosen seperti meraih gelar doktor, meningkatkan penelitian yang berkualitas dan mengembangkan pendidikan yang berkualitas.

Dia mengatakan mahasiswa-mahasiswi harus memiliki kepribadian yang baik salah satunya menanamkan sikap jujur dalam diri sendiri dengan tidak melakukan plagiat. 

"Harus mendapatkan nilai baik dengan jujur," ujarnya.

Ketua Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Pangkal Perjuangan (YPPTPP) Letjen (Purn) Kiki Syahnakri mengatakan sebanyak 2.025 mahasiswa baru yang sudah teregistrasi padahal target kampus sebanyak 1.800 mahasiswa baru pada tahun keempat beroperasinya kampus itu. 

Dia mengatakan antusiasme mahasiswa baru mendaftar ke perguruan tinggi itu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2015 awal beroperasinya kampus itu, sebanhak 1.264 mahasiswa terdaftar,  kemudian sebanyak 1.621 mahasiswa pada tahun kedua dan 1.895 mahasiswa pada tahun ketiga. 

Total mahasiswa di universitas itu pada 2018 ini sebanyak 6.500 an. 

Saat ini, Universitas Buana Perjuangan memiliki 10 program studi di antaranya Manajemen, Teknik Industri,  Teknik Informatika, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Selain mengembangkan kerja sama dalam negeri, pihak universitas juga menjalin sejumlah kerja sama dengan sejumlah negara di Asia dan Eropa seperti Malaysia dan Jepang. 

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana dalam sambutannya yang dibacakan, mengatakan program pengenalan kampus bagi mahasiswa baru di tengah polemik masih tetap harus diperlukan karena itu merupakan alih jati diri dari kondisi siswa kepada mahasiswa.

"Pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru ini diperlukan agar mahasiswa bisa lebih memahami tentang apa isi kampus yang akan dihadapi ke depan," ujarnya. 

Dia menuturkan pemerintah Kabupaten Karawang mendorong institusi pendidikan untuk mencetak lulusan yang berdaya saing tinggi. 

"Kita harus mempersiapkan diri menghadapi era globalisasi ini. Kalau tidak, kita hanya menjadi penonton di rumah sendiri," tuturnya. 

Dia mengatakan pihaknya mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Kabupaten Karawang agar siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain. 

"Sumber daya manusia di Kabupaten Karawang harus ditingkatkan," ujarnya.

Baca juga: Publikasi ilmiah Indonesia lampaui Singapura dan Thailand

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018