"Kementerian BUMN serius mendukung peristiwa penting ini," kata Staff Khusus Menteri BUMN Judith Dipodiputro saat jumpa pers di Magelang, Jawa Tengah, Senin.
Menurut Judith, Kementerian BUMN perlu mendukung Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Dunia yang akan diawali dengan Pertemuan Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia mengingat peran strategis perempuan dalam pembangunan Indonesia.
"Karena selain posisi BUMN sebagai agen pembangunan, kami menyadari peran penting perempuan dalam pembangunan sebagai mitra bagi rakyat untuk berkembang mencapai kesejahteraan," kata dia.
Acara tiga tahunan itu, kata dia, juga selaras dengan Program Nawa Cita Presiden Joko Widodo. Melalui acara itu, ia yakin akan mampu mengentaskan kesenjangan sosial dan ekonomi perempuan.
"Banyak perempuan yang sudah maju, namun juga masih banyak perempuan yang masih tertinggal sehingga swasta, BUMN, kementerian, serta organisasi perempuan perlu bergandengan tangan menutup kesenjangan itu," kata dia.
Tahun ini Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggaraan "The 35th General Assembly of International Council of Women" atau Sidang Umum ke-35 Dewan Perempuan Dunia.
Ketua Panitia Th 35th General Assembly ICW, Gatot Subagio mengatakan acara itu dijadwalkan dibuka oleh Presiden Republik Indonesia ?Joko Widodo, yang akan hadir didampingi oleh Ibu Negara Iriana, Menko PMK Puan Maharani, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise, Presiden ICW Junsook Kim, dan Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto Wiyogo.
Hadir pula dalam acara itu, Presiden Kroasia Kolinda Grabar-Kitarovic, Wakil Presiden Iran Masoumah Ebtekar, serta Wakil Presiden Filipina Lenny Robredo.
Dalam acara itu akan berlangsung diskusi panel dengan tema "Empower a Woman, Transform a Society" dengan pembicara kunci Menteri BUMN Rini M. Sumarno.
Diskusi Panel Sesi pertama dijadwalkan dihadiri oleh sejumlah pembicara yaitu Direktur Eksekutif Pusat Kajian Perempuan Asia-Pasifik Sylvia Ordonez, Dr Sharifah Hapsah dari Malaysia, Penasehat khusus Perdana Menteri Jepang Prof. Akiko Yamanaka, dan CEO Media Group Rery Murdiyat.
Diskusi Panel sesi kedua yang bertema "Transforming Society through Equal Human Rights" akan menghadirkan pembicara kunci Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise, dan sejumlah pembicara lain yaitu Direktur Pusat kajian Sosial Dr. Ranjana Kumari, Perwakilan ICW untuk PBB Dr. Mohinder Watson dan Perwakilan Komite NGO Wina Dr. Sorosh Roshan.
Sidang Umum pada hari pertama akan diisi dengan loka karya yang terbagi dalam lima kelompok bersama dengan Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieve, Duta Besar Republik Fiji untuk Indonesia Seleima Dikawakawayali Veisamasam, Duta Besar Republik Islam Afghanistan untuk Indonesia Roya Rahmani dan Duta Besar Republik Panama untuk Indonesia Deborah Ho Ng de Cogley.
Diskusi panel sesi selanjutnya akan mengusung tema "Peran Perempuan Indonesia dalam mencapai Target SDGs" dengan pembicara Menteri BUMN Rini M Soemarno dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Prof Sri Adiningsih.
Topik "Membangun Daerah Terdepan, Tertinggal dan Terluar serta Penyertaan Masyarakat Termiskin dan marjinal sebagai Parameter Keberhasilan Pembangunan" akan menampilkan pembicara dari para perempuan berprestasi dan berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
Dalam kegiatan ini juga akan dipilih Presiden ICW yang baru. Ketua Kowani Giwo Rubianto Wiyogo merupakan salah satu kandidat yang akan diusung sebagai calon Presiden ICW.
Sidang Umum ke-35 ICW ini bertepatan dengan peringatan 130 tahun ICW, yang berdiri di Washington DC, Amerika Serikat, pada 25 Maret 1888. Misi ICW antara lain memperjuangkan kemajuan perempuan. ICW adalah bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang sangat peduli terhadap pemberdayaan perempuan.
Kowani telah bergabung dalam ICW sejak tahun 1972 dan selalu turut aktif mendukung seluruh kegiatan ICW/UN Women dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak melalui berbagai kegiatan. (L007).
(T.L007/B/H010/C/H010) 03-09-2018 21:43:03
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018