Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar dan yen menguat pada Selasa, karena investor meningkatkan kepemilikan aset-aset safe haven di tengah ketegangan perdagangan global dan tekanan terhadap mata uang negara-negara berkembang."Jika kebingungan di pasar negara-negara berkembang luas menyebabkan penurunan tingkat prospek ekonomi global..."
Ketakutan atas pukulan terhadap pertumbuhan global dari kebijakan-kebijakan proteksionis America First Presiden AS Donald Trump telah mempertahankan pasar dalam keadaan kecemasan tinggi untuk sebagian besar tahun ini.
Pada Sabtu (1/9), Trump mengatakan tidak perlu mempertahankan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) dan memperingatkan Kongres tidak ikut campur dalam pembicaraan untuk merubah NAFTA atau dia akan mengakhiri perjanjian perdagangan trilateral.
"Tampaknya dolar, dibantu oleh kenaikan suku bunga, dan yen, mata uang safe haven yang khas, didukung oleh kebingungan di seluruh dunia," kata Kepala Ahli Strategi Mata Uang Mizuho Securities, Masafumi Yamamoto, seperti dilansir Reuters.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang naik 0,1 persen menjadi 95,236 pada pukul 01.15 GMT, mendekati level tertinggi sejak 27 Agustus.
Status dolar sebagai mata uang cadangan dunia cenderung menarik tawaran safe haven pada saat gejolak pasar dan ketegangan politik.
Baca juga: Ketegangan perdagangan global, dongkrak penguatan dolar tertinggi
Euro turun 0,15 persen menjadi 1,1600 dolar. Data yang dirilis pada Senin (3/9) menunjukkan pertumbuhan manufaktur zona euro melambat
ke level terendah dua tahun pada Agustus karena optimisme menurun akibat berlarut-larutnya ancaman perang dagang global.
Survei serupa di Asia menunjukkan negara-negara ekspor penting di kawasan itu berada di bawah tekanan dari meningkatnya friksi perdagangan global. Yen naik 0,05 persen menjadi 111,05 yen terhadap dolar. Yen juga lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya, termasuk euro, menguat sekitar seperlima persen menjadi 128,80 yen.
Investor tetap gelisah atas tekanan di negara-negara berkembang. Mata uang termasuk peso Argentina, lira Turki, rand Afrika Selatan, real Brasil, rupiah Indonesia dan rupee India telah menderita dalam beberapa minggu terakhir.
"Jika kebingungan di pasar negara-negara berkembang luas menyebabkan penurunan tingkat prospek ekonomi global, itu negatif untuk negara-negara pengekspor sumber daya dan mata uang mereka, seperti dolar Australia dan dolar Selandia Baru, sebaliknya akan menjadi faktor pendukung untuk dolar dan yen," ujar Yamamoto.
Dolar Australia turun sekitar 0,25 persen menjadi 0,71935 dolar pada Selasa pagi, tidak jauh dari terendah 20-bulan di 0,71655 dolar yang disentuh selama sesi sebelumnya. Yen menguat sekitar 0,3 persen terhadap dolar Aussie menjadi 79,89 yen.
Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia, menggelar pertemuan kebijakan September pada Selasa dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya di rekor terendah 1,5 persen.
Baca juga: Transaksi antar-bank, kurs rupiah tembus Rp14.810
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018