Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan sejumlah proyek infrastruktur termasuk LRT dan MRT akan dievaluasi terkait penggunaan komponen lokal atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), sebagai salah satu respon menghadapi perkembangan ekonomi terakhir ini."Kalau yang banyak itu rel, kalau enggak rolling stock"
Budi Karya Sumadi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, mengatakan sejumlah proyek infrastruktur menghadapi persoalan persyaratan peningkatan TKDN khususnya untuk MRT dan LRT.
"Kalau dari saya hanya masalah TKDN saja tapi TKDN kita kan jangkanya jangka panjang seperti MRT dan LRT," katanya.
Pihaknya mencatat saat ini TKDN untuk proyek tersebut tidak banyak atau berkisar di bawah 40 persen.
"TKDN-nya sekarang sudah 60 persen, ini yang akan saya manage nanti. Tapi kan ini takes time 12 bulan atau 24 bulan yang akan datang," katanya.
Pihaknya akan mengatur hal itu dengan mendirikan pabrik rel untuk LRT dan MRT, mengingat sekarang ini baja-baja yang digunakan masih seluruhnya impor.
"Sekarang kan ada konstruksi, kan konstruksi itu dominan (TKDN), macam Palembang itu di atas 90 persen lokalnya," katanya.
Sementara untuk rolling stock dan rel, kata dia, sangat relatif, misalnya jika LRT tidak sampai 20 persen.
"Kalau yang banyak itu rel, kalau enggak rolling stock. Kalau yang rolling stock untuk yang Jakarta-Surabaya joint sama INKA," katanya.
Budi mengatakan hal-hal itulah yang saat ini dalam proses evaluasi di tingkat pemerintah.
Baca juga: Atasi defisit, pemerintah tegakkan aturan TKDN pada proyek infrastruktur
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018