Jakarta (ANTARA News) - Pengeroposan tulang atau kerap disebut osteoporosis berpotensi secara tidak langsung menyebabkan beragam hal yang dapat membuat seseorang meninggal dunia, kata Ketua Divisi Reumatologi FKUI, Dr Bambang Setiyohadi, SpPD, KR.
"Tulang keropos dapat mengakibatkan patah tulang yang antara lain dapat membuat seseorang mesti selalu dalam keadaan berbaring sehingga pembuangan kotoran di saluran pernafasannya terganggu dan terjadilah infeksi paru-paru yang menyebabkan orang tersebut meninggal," katanya dalam seminar bertajuk "Gaya, Gairah, dan Gejolak di Usia Mapan" di Jakarta, Rabu.
Ia memaparkan, pengeroposan tulang atau osteoporosis didominasi oleh perempuan antara lain karena salah satu pelindung tulang adalah hormon estrogen yang akan berhenti produksi pada saat perempuan mengalami menopause.
Sedangkan pada kaum laki-laki, lanjut Bambang, mereka tidak mengalami menopause sehingga proses pengeroposan tulangnya menjadi lebih lambat dibandingkan kaum perempuan pada umumnya.
Lulusan spesialis dokter penyakit dalam dari FKUI itu mengungkapkan, berdasarkan penelitian, risiko kematian bagi orang yang menderita osteoporosis sama dengan orang yang menderita kanker payudara bahkan lebih tinggi dari orang yang menderita kanker rahim.
"Satu penelitian juga menyebutkan, penyakit yang paling `menyusahkan` pihak asuransi salah satunya adalah osteoporosis. Hal ini antara lain karena waktu pengobatannya yang sangat lama, bahkan dapat hingga lebih dari lima tahun," katanya.
Ia juga mengatakan, osteoporosis kerap diistilahkan sebagai "silence diseases" atau penyakit diam-diam karena gejala terhadap penyakit itu tidak terasa atau tampak nyata bagi orang yang mulai mengalaminya.
Sebagai pencegahannya, Bambang mengajak semua orang agar menjaga asupan kalsium hingga sekitar 1200 miligram per hari yang bisa didapatkan terutama dari susu dan ikan teri segar.
"Orang Indonesia masih rendah kadar asupan kalsiumnya, yaitu hanya sekitar 300 miligram per hari. Padahal, bila asupan kalsium kurang, tubuh secara otomatis akan menyerapnya dari tulang," katanya.
Selain itu, Bambang menyarankan untuk tidak lagi merokok dan minuman beralkohol, serta menghindari risiko terjatuh di berbagai tempat misalnya di rumah dengan menghilangkan lekukan pada karpet, kabel kerap yang melintang, dan permukaan yang licin.
Mengenai olahraga, ia sangat mengajurkannya misalnya dengan berjalan kaki selama setengah jam setiap lima hari dalam sepekan.
"Usahakan agar dua hari untuk beristirahat dalam satu minggu tersebut tidak diambil secara berturut-turut tetapi diambil secara terpisah," kata Bambang di hadapan puluhan peserta seminar.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007