"BMKG berperan sebagai Pusat Peringatan Dini Tsunami Nasional yang bertanggung jawab menyebarkan informasi peringatan dini kepada para pemangku kepentingan untuk diteruskan kepada masyarakat," kata Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Jakarta, Rabu.
Daerah yang ikut simulasi yaitu Jakarta, Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Selatan, Sibolga, Nias, Pariaman, Padang, Pandeglang, Pangandaran, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Skenario yang digunakan untuk simulasi diawali dengan terjadi gempa berkekuatan 9,3 Skala Richter (SR) yang mengguncang Meulaboh Aceh Barat, lalu muncul peringatan dini tsunami.
Suasana di Tsunami Early Warning Center di BMKG tiba-tiba riuh dan semua petugas serius memonitor perkembangan gempa dan kemungkinan timbulnya tsunami.
Para petugas tampak sigap dan memahami apa yang harus dilakukan ketika permodelan menunjukkan gempa tersebut memicu tsunami. Setelah itu langsung dilakukan diseminasi informasi ke berbagai pihak terkait di daerah terdampak.
Dalam kegiatan itu juga hadir sejumlah pihak terkait sebagai pemantau antara lain dari BNPB, Komisi Penyiaran Indonesia, masyarakat peduli bencana dan lainnya.
Ketua Intergovernmental Coordination Group for Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS) Andi Eka Sakya mengatakan simulasi dua tahunan yang telah dilakukan sejak 2009 tersebut sudah mengalami banyak kemajuan.
"Ini suatu kemajuan, dua tahun lalu baru tiga daerah yang ikut. Kita lihat kesadaran akan tsunami semakin bagus," kata Andi.
Baca juga: Pelajar Aceh Barat latihan hindari dampak tsunami
Baca juga: Inovasi BMKG percepat peringatan dini bencana
Baca juga: Banten butuhkan banyak sirine peringatan dini tsunami
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018