Johannesburg (ANTARA News) - Mata uang rand Afrika Selatan jatuh lebih jauh terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (5/9) waktu setempat, memperpanjang penurunan tajam dari sesi sebelumnya, karena ekonomi negara tersebut memasuki resesi."Pelemahan PDB yang tak terduga pada kuartal terakhir datang sebagai pukulan bagi Presiden Cyril Ramaphosa"
Pada pukul 07.10 GMT, rand diperdagangkan pada 15,5400 terhadap dolar AS, nilai itu 1,2 persen lebih lemah dari penutupan pada Selasa (4/9). Demikian laporan yang dikutip dari Reuters.
Statistik Afrika Selatan mengatakan pada Selasa (4/9) bahwa produk domestik bruto (PDB) turun 0,7 persen pada kuartal kedua, setelah mengalami kontraksi 2,6 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Pelemahan PDB yang tak terduga pada kuartal terakhir datang sebagai pukulan bagi Presiden Cyril Ramaphosa, yang mencoba untuk menghidupkan kembali ekonomi dan merayu para investor asing.
Angka PDB pada Selasa (4/9) menyebabkan banyak ekonom memangkas perkiraan pertumbuhan Afrika Selatan dalam setahun penuh.
Rand juga telah tertekan oleh suasana risk-off (penghindaran risiko) yang telah melanda pasar global di tengah gejolak keuangan di Turki dan Argentina.
Mata uang negara-negara berkembang lainnya seperti rubel Rusia juga turun terhadap dolar AS pada hari Rabu (5/9).
Baca juga: Analis: Sentimen negatif tinggi, akan cukup mudah rupiah tembus Rp15.000
Baca juga: Mata uang peso Argentina terus merosot
Di pasar saham, indeks Top-40 turun 0,9 persen pada awal perdagangan, sementara indeks saham-saham yang lebih luas turun 0,8 persen.
Obligasi pemerintah juga tergelincir, dengan imbal hasil (yield) pada instrumen acuan jatuh tempo pada 2026 naik 13 basis poin di 9,340 persen.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018