"Saya sudah siap. Ini saatnya saya untuk meraih prestasi tinggi. Peluang memang cukup terbuka," kata Abdul Halim di sela latihan di Stadion Sriwedari Solo, Jawa Tengah, Kamis.
Pada kejuaraan khusus untuk atlet difabel ini, Abdul Halim bakal turun di dua nomor sekaligus yaitu 100 meter dan 200 meter T11. Dua nomor ini merupakan spasialisnya dan kemampuannya telah teruji dibeberapa kejuaraan internasional.
Bekal untuk turun di Asian Para Games 2018, atlet asal Jawa Barat memang cukup bagus yang salah satunya adalah meraih medali emas pada ASEAN Para Games 2017 Malaysia. Saat itu mampu mengalahkan dua wakil Thailand, Watbok Peerapon dan S. Songphint.
"Catatan waktu terbaiknya saya 11,54 detik, tapi masih kalah dengan atlet asal China dengan 11,45 detik. Selisih waktu itu saya jadikan motivasi untuk meraih medali emas," kata atlet berusia 34 tahun itu.
Tidak hanya selisih waktu yang dekat dengan salah satu unggulan, atlet yang mengalami kebutaan sejak SMA ini juga termotivasi dengan penghargaan dari pemerintah jika dirinya mampu menyumbang medali emas.
"Siapa yang tidak ingin mendapatkan bonus Rp1,5 miliar? Makanya saya akan berusaha semaksimal mungkin. Semoga hasil terbaik bisa saya raih di Asian Para Games nanti," kata bapak dua anak itu.
Selain meraih emas ASEAN Para Games 2017, Abdul Halim juga meraih medali perunggu pada Asian Para Games 2014 di Incheon, Korea Selatan. Hanya saja hasil tersebut tidak dijadikan acuan mengingat calon lawan sudah berbeda.
Sementara itu, pengurus atletik NPC Indonesia, Slamet Widodo mengatakan jika atletik merupakan andalan untuk meraih medali emas. Target yang dibebankan adalah tiga emas.
"Untuk sementara Abdul Halim ditargetkan perak. Tapi melihat semangat dan catatan waktunya kami harapkan mampu membuat kejuatan dengan meraih emas," katanya saat dikonfirmasi.
Dari tiga emas yang ditargetkan, atlet yang diharapkan mampu menyumbang medali adalah Sapta untuk nomor T43, Kharisma Evi nomor 100 meter T42 dan atlet tolak peluru putri Suparmiati nomor T20. ***4***
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018