Indonesia miliki 154.000 perpustakaan

6 September 2018 21:01 WIB
Indonesia miliki 154.000 perpustakaan
Warga memilih buku koleksi motor perpustakaan keliling di Desa Pojok, Kediri, Jawa Timur, Rabu (2/5/2018). Sepeda motor yang mengangkut ratusan judul buku itu didukung oleh Perpustakaan Nasional dan jaringan Pustaka Bergerak Indonesia guna menyajikan bahan bacaan gratis bagi masyarakat di daerah pelosok. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

Sudah hampir 154.000 perpustakaan yang ada kami catat, tentu saja ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan negara kita

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia Muhammad Syarif Bando mengatakan hingga saat ini Indonesia memiliki hampir 154.000 perpustakaan tersebar di seluruh wilayah Tanah Air.

"Sudah hampir 154.000 perpustakaan yang ada kami catat, tentu saja ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan negara kita yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke," kata Syarif dalam acara  Gemilang Perpustakaan Nasional 2018 untuk Malam Penganugerahan Nugra Jasadarma Pustaloka, Jakarta, Kamis. 

Penganugerahan Nugra Jasadarma Pustaloka merupakan penghargaan tertinggi bidang perpustakaan yang diberikan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi untuk menumbuhkembangkan minat membaca dan perkembangan perpustakaan. 

Penghargaan itu diberikan pada kategori Buku Terbaik Koleksi Deposit Perpustakaan Nasional,  kategori Lomba Bercerita SD/MI Tingkat Nasional, kategori lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan Tingkat Nasional, kategori Pustakawan Terbaik, kategori Tokoh Masyarakat yang Berperan Aktif terhadap Pengembangan Perpustakaan dan Pembudayaan Gemar Membaca, kategori Pers dan Insan Pers, kategori Pelestari Naskah Kuno, serta kategori Lifetime Achievement.

Dia mendorong agar lebih banyak perpustakaan dibangun hingga ke daerah pelosok Tanah Air. 

Dia mengatakan pemerintah dan semua pihak terkait bertanggung jawab untuk memastikan masyarakat mendapat akses dari perpustakaan. 

"Bagaimana setiap orang dapat ilmu pengetahuan, dengan itu dia merasa merdeka di kaki sendiri dalam mengelola potensi nasional di negara kita yang kaya," ujarnya. 

Baca juga: Perpusnas nyatakan Indonesia butuh banyak filolog

Syarif mengatakan buku juga menyimpan sejarah dan peradaban bangsa dan dunia serta perkembangan atau kemajuan demi kemajuan yang dicapai di tiap zaman.

Untuk itu, dia mendorong masyarakat untuk memiliki budaya baca yang tinggi.

"Hal paling penting bagaimana kita memahami buku adalah kumpulan memori yang indah dari setiap orang maka tulislah memori itu dalam buku," ujarnya. 

Dia mengatakan salah satu tujuan perpustakaan adalah mempertemukan orang sesuai dengan kebutuhan bacaannya.

"Buku adalah jembatan dari masa lalu hingga sekarang yang akan kami lestarikan di perpustakaan," tuturnya. 

Dengan gemar membaca, orang dapat memperoleh atau menambah pengetahuan dan wawasan serta membuka pemikiran sehingga memaksimalkan potensi diri yanh tidak hanya mengembangkan diri tapi pada akhirnya dapat berkontribusi mengurangi pengangguran dengan pengetahuan yang dimiliki dari buku seperti mempelajari teknologi terapan.

"Ilmu pengetahuan sangat penting sebagai bagian dari perjuangan untuk bisa bersaing dengan bangsa lain," tuturnya.

Baca juga: Perpusnas: Minat baca di Indonesia masih rendah






 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018