London (ANTARA News) - Produk Furnitur Indonesia yang berpartisipasi pada pameran Spoga+Gafa 2018 di Jerman berhasil menarik perhatian pengunjung yang datang pada ajang internasional tersebut."Alhamdulillah, penjualan furnitur kami ke Eropa dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup stabil"
Konsul Muda KJRI Frankfurt, Dimas Wisudawan kepada Antaranews London, Jumat menyebutkan para pengunjung pameran terdiri dari beberapa perusahaan besar pemasok dan perusahaan ritel, sehingga pameran ini merupakan ajang para pebisnis. Selain itu, ada juga pengunjung pameran juga terdiri dari konsumen individu.
Pameran Spoga+Gafa merupakan pameran terkemuka di Jerman dan dunia yang menempati area luas area 225.000 meter persegi dan fokus menampilkan produk luar ruang, termasuk furniture.
Pada kesempatan itu, Konjen RI di Frankfurt,Toferry P Soetikno, didampingi konsul muda ekonomi, mengunjungi pameran untuk memberikan dukungan kepada perserta dari Indonesia yang berjumlah 22 perusahaan. Dalam kunjungan tersebut, Perwakilan Kamar Dagang Industri Jerman di Indonesia (Ekonid) juga turut mendampingi.
Konjen Toferry P. Soetikno mengatakan ppameran tahunan Spoga+Gafa merupakan kesempatan untuk mempromosikan produk furnitur Indonesia, tidak hanya untuk pasar Jerman, tapi juga pasar dunia mengingat para pembeli yang datang dari berbagai negara, baik dari daratan Eropa maupun Amerika, bahkan Timur Tengah.
"Produk furnitur Indonesia berpotensi untuk menjadi pemimpin pasa di dunia," ujarnya.
Konjen juga berpesan agar mereka terus mempertahankan kualitas produk sehingga kepercayaan para pembeli asing dapat dipertahankan.
Selain itu, ditekankan pula pentingnya memperhatikan aspek Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atas produk-produk furnitur yang sudah didaftarkan oleh perusahaan dari negara-negara lain, diharapkan para pengusaha furnitur Indonesia tidak ada yang mengalami permasalahan.
Sementara itu Ibu Prieta Perthantri dari Ekonid mengkonfirmasi hal tersebut. "Perlu untuk mematuhi HAKI, terutama pada produk furniture agar tidak terjadi kerugian bagi para pengusaha furnitur Indonesia," ujarnya.
"
Produk furnitur yang ditawarkan oleh peserta Indonesia mempunyai desain dan kualitas yang bagus dapat memenuhi selera masyarakat Eropa dan internasional.
"Alhamdulillah, penjualan furnitur kami ke Eropa dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan yang cukup stabil," ujar salah satu peserta asal Indonesia, yang secara umum juga dirasakan peserta Indonesia lainnya.
Selain Jerman, para pembeli yang menghadiri pameran dan membeli produk Indonesia berasal dari Inggris, Spanyol, Italia, Austria, Swiss, Norwegia, Swedia, hingga Amerika Latin dan Timur Tengah seperti Dubai.
Beberapa pengusaha furnitur Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran menyebutkan bahwa pesaing berat Indonesia dalam bidang furniture adalah pengusaha dari China dan Vietnam. Strategi yang mereka gunakan adalah harga yang lebih rendah.
Namun pengusaha Indonesia tetap optimistis pasar Eropa, terutama Jerman, tetap berorientasi pada kualitas daripada harga. "Kami yakin para buyer lebih banyak yang mengutamakan kualitas produk yang benar-benar bagus untuk membangun kepercayaan jangka panjang," ujar Markus dari PT. Javanesia Teakindo, salah satu pengusaha peserta pameran.
Dalam pameran yang berlangsung selama tiga hari pada tanggal 2-4 September lalu ini perusahaan Indonesia, di antaranya PT. Khavindo Mebel Indonesia dan Casa Java Furniture memiliki sampai 80 persen pembeli dari perusahaan negara Jerman. Ada beberapa perusahaan Jerman yang merupakan pembeli produk furnitur dari Indonesia.
?
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018