• Beranda
  • Berita
  • Ibu hamil boleh konsumsi alpukat tapi jangan dicampur susu kental

Ibu hamil boleh konsumsi alpukat tapi jangan dicampur susu kental

7 September 2018 17:59 WIB
Ibu hamil boleh konsumsi alpukat tapi jangan dicampur susu kental
Pedagang melayani pembeli alpukat di pasar Lampahan, Aceh Tengah, Provinsi Aceh, Selasa (23/8/2016). Alpukat Gayo hasil komoditi pertanian terbesar masyarakat Umang Bebesan yang telah mendapat predikat komoditi unggul nasional oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian RI pada tahun 2008 itu menembus permintaan pasar dalam dan luar negeri dan harga komoditi ini terus meningkat mencapai Rp15.000 hingga Rp20.000 per kilogram. (ANTARA FOTO/Rahmad)
Jakarta (ANTARA News) - Alpukat mengandung segudang manfaat bagi kesehatan, termasuk untuk ibu hamil mulai dari menjaga kesehatan jantung hingga meredakan depresi. 

Hanya saja, ada kebiasaan yang menyebabkan konsumsi alpukat justru berdampak tidak baik, salah satunya ketika dicampur dengan  susu kental manis ke dalam jus alpukat. 

"Alpukat boleh sebagai camilan. Jeleknya kalau dikasih susu kental manis, kandungan gulanya tinggi. Kalau terlalu manis gula darah bisa naik," ujar dokter spesialis obestetri dan ginekologi dari Morula IVF Indonesia, dr. Merry Amelya, SpOG di sela gelaran "Fertility Science Week" yang diselenggarakan Morula IVF Indonesia di Jakarta, Jumat. 

Jika ibu hamil memiliki kadar gula yang tinggi, maka janin yang dia kandung juga memiliki kondisi serupa, akibatnya bayi akan terlahir sangat besar. Inilah yang mencetuskan bayi raksasa. 

Baca juga: Hindari "bayi raksasa", ibu hamil perlu cek gula darah

Merry menyarankan para ibu hamil mengonsumsi langsung alpukat, atau tanpa harus dibuat jus dan semacamnya. 

"Makan langsung saja. Toh sekarang alpukat bagus-bagus, yang hijau-hijaunya baik. Jangan lupa juga konsumsi protein tinggi, sayur mayur, minum susu dan asam folat," kata dia. 

Selain membantu mengurangi gejala depresi, alpukat juga ampuh mampu melawan munculnya sindrom metabolik, yang termasuk dalam kelompok faktor risiko gula darah tinggi, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan meningkatnya indeks massa tubuh.

Faktor - faktor itu bahkan meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, menurut sebuah tinjauan Phytotherapy Research seperti dilansir Science Daily.

Baca juga: Alpukat bantu lawan sindrom metabolik

Baca juga: Makanan dan kebiasaan untuk redakan cemas

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018