Hanya saja, ada kebiasaan yang menyebabkan konsumsi alpukat justru berdampak tidak baik, salah satunya ketika dicampur dengan susu kental manis ke dalam jus alpukat.
"Alpukat boleh sebagai camilan. Jeleknya kalau dikasih susu kental manis, kandungan gulanya tinggi. Kalau terlalu manis gula darah bisa naik," ujar dokter spesialis obestetri dan ginekologi dari Morula IVF Indonesia, dr. Merry Amelya, SpOG di sela gelaran "Fertility Science Week" yang diselenggarakan Morula IVF Indonesia di Jakarta, Jumat.
Jika ibu hamil memiliki kadar gula yang tinggi, maka janin yang dia kandung juga memiliki kondisi serupa, akibatnya bayi akan terlahir sangat besar. Inilah yang mencetuskan bayi raksasa.
Baca juga: Hindari "bayi raksasa", ibu hamil perlu cek gula darah
Merry menyarankan para ibu hamil mengonsumsi langsung alpukat, atau tanpa harus dibuat jus dan semacamnya.
"Makan langsung saja. Toh sekarang alpukat bagus-bagus, yang hijau-hijaunya baik. Jangan lupa juga konsumsi protein tinggi, sayur mayur, minum susu dan asam folat," kata dia.
Selain membantu mengurangi gejala depresi, alpukat juga ampuh mampu melawan munculnya sindrom metabolik, yang termasuk dalam kelompok faktor risiko gula darah tinggi, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan meningkatnya indeks massa tubuh.
Faktor - faktor itu bahkan meningkatkan risiko munculnya diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular, menurut sebuah tinjauan Phytotherapy Research seperti dilansir Science Daily.
Baca juga: Alpukat bantu lawan sindrom metabolik
Baca juga: Makanan dan kebiasaan untuk redakan cemas
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018