Garut, (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Slamet Kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa mencopot segel ruangan fisioterapi agar pelayanannya kembali normal, setelah sebelumnya sempat disegel oleh pemborong karena rumah sakit belum membayar proyek pembangunan ruangan tersebut.Rumah sakit itu dananya dari operasional kita, saat ini hampir semua rumah sakit berat, karena BPJS enggak jelas,
"Sebelum pelayanan pagi tadi juga sudah dibuka, tak ganggu pelayanan," kata Direktur RSUD dr Slamet, Maskut Farid kepada wartawan di Garut, Jumat.
Penyegelan ruang fisioterapi RSUD dr Slamet Garut itu dilakukan oleh pihak pemborong yang menyampaikan protes kepada pihak rumah sakit terkait pembayaran proyek.
Namun aksi tersebut, kata Maskut, karena adanya kesalahpahaman, hingga akhirnya ruangan tersebut bisa dibuka untuk memberikan pelayanan.
"Ada sekitar Rp200 jutaan yang belum dibayarkan kepada pemborong," katanya.
Ia menjelaskan, RSUD Garut selama ini anggarannya sudah tidak lagi dari APBD pemerintah, melainkan dari dana hasil operasional pelayanan rumah sakit yang sebagian besarnya dana dari pembayaran klaim BPJS Kesehatan.
"Rumah sakit itu dananya dari operasional kita, saat ini hampir semua rumah sakit berat, karena BPJS enggak jelas," katanya.
Ia mengungkapkan, keterlambatan membayar klaim BPJS Kesehatan sudah menjadi biasa, saat ini yang belum dibayar mulai April sampai Agustus 2018.
"Klaim tidak langsung dibayarkan. Baru klaim bulan Maret yang sudah dibayar sekitar Rp7 miliar," katanya.
Baca juga: Delapan pasien difteri dirawat di RSUD Garut
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018