Untuk sampai pada temuan itu, peneliti melibatkan 2907 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas dan meneliti mereka selana 22 tahun. Pada awal studi, tidak ada partisipan yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular.
Para peneliti mempelajari konsentrasi asam lemak dalam plasma orang-orang ini. Kemudian, mereka mempelajarinya lagi setelah enam tahun dan 13 tahun berikutnya.
Hampir 2.428 orang tercatat meninggal pada akhir penelitian. Dari jumlah ini, ada 833 orang yang meninggal karena penyakit kardiovaskular.
Peneliti menyimpulkan, mereka yang tingkat asam lemaknya tercatat lebih tinggi, lebih rendah resikonya mengalami kematian akibat stroke.
"Temuan kami tidak hanya mendukung, tetapi juga secara signifikan memperkuat, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa lemak susu, bertentangan dengan kepercayaan populer, tidak meningkatkan risiko penyakit jantung atau kematian pada orang dewasa yang lebih tua," kata Marcia Otto, penulis utama studi.
Dia menambahkan, selain tidak berkontribusi pada kematian, temuan studi juga menunjukkan bahwa satu asam lemak dalam susu dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, terutama dari stroke. Demikian seperti dilansir Independent dan Indian Express.
Baca juga: Keju mampu kurangi risiko stroke
Baca juga: Uniknya minum teh dicampur keju
Baca juga: Begini cara menyimpan sisa keju setelah kemasan dibuka
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018