Beijing (ANTARA News) - Indonesia berupaya menggaet investor dari ajang Pameran Internasional Investasi dan Perdagangan China (CIFIT) di Xiamen pada 8-11 September 2018.sangat strategis bagi kami untuk menggaet investor,"
"Tahun lalu pameran tersebut didatangi 120 ribu pengunjung dengan jumlah peserta pameran sekitar 5.000. Tahun ini jumlahnya diperkirakan lebih banyak lagi sehingga sangat strategis bagi kami untuk menggaet investor," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Beijing, Selasa.
Selain pameran, CIFIT di "Xiamen International Conference and Exhibition Center" di Xiamen, Provinsi Fujian, itu diisi dengan seminar investasi internasional dan forum bisnis.
Dalam seminar investasi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI Thomas T Lembong mengemukakan bahwa ancaman terbesar saat ini adalah ketergantungan yang berlebihan terhadap dolar AS sehingga memberikan beban yang berat bagi keuangan negara-negara berkembang yang telah menyumbangkan 60 persen pertumbuhan ekonomi dunia.
Oleh karena itu, dia mengajak negara-negara berkembang proaktif mendiversifikasikan investasi, perdagangan, dan pariwisata untuk menjauh dari dolar AS dan beralih ke mata uang lain, seperti poundsterling, euro, yen, dan renminbi.
Menurut dia, Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, yakni 260 juta jiwa, 60 persen penduduknya berusia di bawah 30 tahun, ekonomi terbesar ke-16 dengan GDP di atas Rp1 triliun, dan pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen memiliki hubungan yang baik dengan China.
"Kami siap mengembangkan kerja sama lebih jauh dengan Tiongkok dan berbagai negara di dunia untuk saling mendukung satu sama lain," ujarnya.
Di sela-sela kunjungan ke China, Thomas juga menghadiri "Market Sounding" atas kerja sama KJRI Guangzhou dan BKPM.
"Kami telah melakukan banyak upaya untuk memperbaiki iklim investasi yang diakui oleh badan-badan di dunia. Perekonomian Indonesia yang stabil dan pertumbuhan yang baik serta adanya pembentukan 'Indonesia Infrastructure Guarantee Fund' akan memberikan kepercayaan yang lebih baik kepada investor," kata Konsul Jenderal RI untuk Guangzhou Gustanto dalam acara yang dihadiri lebih dari 50 pengusaha China itu.
Sementara di tempat lain di Xiamen, Dubes Djauhari bersama Ketua Kadin bidang Investasi Reza Maspaitella dan Pemerintah Provinsi Papua berkesempatan menggelar pertemuan dengan pihak Xiamen Free Trade Zone dan Shenzhen Fountain Group.
Pertemuan tersebut sebagai bagian untuk mendorong Shenzhen Fountain Group dan Xiamen Free Trade Zone berinvestasi di Papua dan Maluku.
https://mandalika.antaranews.com/berita/702334/dubes-china-investor-asing-perlu-perlindungan-dan-kepastian-berusaha
https://mandalika.antaranews.com/berita/592641/china-konsisten-masuk-lima-besar-investor-di-indonesia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018