• Beranda
  • Berita
  • Mentan sidak, pastikan pasokan beras aman dan harga normal

Mentan sidak, pastikan pasokan beras aman dan harga normal

14 September 2018 16:27 WIB
Mentan sidak, pastikan pasokan beras aman dan harga normal
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

bila dahulu harga beras dapat naik karena produksi kurang, tetapi pada saat ini stok beras yang berada di gudang-gudang Bulog dan pasar induk adalah melimpah

Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan dari hasil pantauan yang dilakukan bersama Dirut Perum Bulog Budi Waseso di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat, pasokan beras aman dan harga masih normal.

"Kami melakukan pemantauan dan pengecekan langsung di lapangan di pasar, pasokan masih aman," kata Andi Amran Sulaiman di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, meski terjadi kekeringan di sejumlah lokasi tetapi dapat dipastikan bahwa produksi beras masih tetap berjalan dengan baik.

Mentan menuturkan bila dahulu harga beras dapat naik karena produksi kurang, tetapi pada saat ini stok beras yang berada di gudang-gudang Bulog dan pasar induk adalah melimpah.

Amran Sulaiman juga menyebutkan bahwa guna memastikan harga beras stabil, sejumlah langkah yang dilakukan antara lain meningkatkan secara masih operasi pasar oleh Bulog hingga ke tempat-tempat terpencil.

Selain itu, ujar dia, Kementan juga telah berupaya memotong rantai pasok beras untuk dapat menekan harga di tingkat konsumen.


Sebagaimana diwartakan, Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyatakan bahwa waktu untuk melakukan impor beras harus tepat agar dapat melindungi harga beras hasil petani yang ditanam di berbagai daerah.

Peneliti CIPS Assyifa Szami Ilman di Jakarta, Kamis (12/9), mengingatkan bahwa pengalaman impor di awal tahun 2018 di mana beras impor tiba dua minggu menjelang panen membuat harga beras petani turun.

"Mengingat beras itu komoditas esensial, pemerintah patut menjaga stok beras nasional untuk mencegah terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga," kata Assyifa Szami Ilman.

Menurut dia, berkaca pada impor Januari 2018 lalu, Bulog patut untuk melakukan impor dengan waktu yang tepat agar impor tidak meredam harga beras terlalu rendah dan merugikan petani yang dapat terjadi apabila dilakukan saat masa panen.

Assyifa berpendapat bahwa impor masih menjadi instrumen penting dalam mengendalikan harga beras di Tanah Air. Berdasarkan data BPS, terdapat kenaikan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) sebesar 3,05 persen dan 1,64 persen pada Agustus 2018.

Pada saat yang sama, lanjutnya, harga beras tidak mengalami kenaikan, malah justru turun sebesar 0,28 persen. Kedepannya, dengan adanya musim kemarau yang melanda dan disertai dengan semakin berkurangnya luasan lahan panen, tidak dapat dipungkiri adanya peluang harga beras akan naik dan memengaruhi inflasi secara keseluruhan.

Sementara itu, Perum Bulog siap melaksanakan arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menyediakan pasokan dalam rangka stabilisasi harga beras medium untuk menekan tingkat inflasi atau kenaikan harga yang terkait dengan komoditas itu.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di Jakarta, Selasa (4/9), menyatakan bahwa kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium sudah sesuai dengan perintah Presiden Jokowi.
Baca juga: Mentan berpesan pengusaha tidak naikkan harga beras

 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018